NTT Prioritaskan Jalan Perbatasan

id Jalan

NTT Prioritaskan Jalan Perbatasan

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nusa Tenggara Timur Andre W Koreh

Pembangunan dan pemeliharaan dua kawasan ini diprioritaskan sesuai pembangian skala prioritas dan daftar proyek strategis di seluruh Provinsi di Indonesia untuk tahun anggaran 2017.
Kupang (Antara NTT) - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nusa Tenggara Timur Andre Koreh mengatakan dalam tahun ini, NTT lebih memprioritaskan pembangunan dan pemeliharaan ruas jalan perbatasan Indonesia-Timor Leste atau Sabuk Merah dan lintas utara Flores menuju kota Wisata Labuan Bajo.

Pembangunan dan pemeliharaan dua kawasan ini diprioritaskan sesuai pembangian skala prioritas dan daftar proyek strategis di seluruh Provinsi di Indonesia untuk tahun anggaran 2017, katanya di Kupang, Selasa.

Untuk maksud tersebut, katanya, pada 2017 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengalokasi dana 2017 Rp2,7 triliun untuk pembangunan infrastruktur di lintas utara Flores dan perbatasan Indonesia-Timor Leste.

Khusus pembangunan jalan lingkar luar perbatasan dengan sebutan Sabuk Merah sudah dikerjakan sepanjang 177 kilometer sejak 2015 dan tengah dinikmati warga perbatasan untuk mempermudah akses masyarakat di wilayah setempat.

Bahkan, katanya, proyek infrastruktur jalan serta infrastruktur pendukung lainnya di perbatasan kedua negara, seperti Pos Lintas Batas Motaain telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2016.

"Ada beberapa ruas jalan yang sedang dalam proses penyelesaian karena masih menunggu pencairan dana dari APBN Perubahan sebesar Rp1,8 triliun. Kita berharap segera terealisasi," katanya.

Ia mengatakan proyek Sabuk Merah Perbatasan itu membentang dari Kabupaten Belu dan Malaka melalui titik lintas sektor timur dari Motamasin menuju Laktutus-Henes-Turiskain-Salore dan berakhir di Mota Ain, gerbang utama Indonesia menuju Timor Leste.

Selanjutnya, di sektor tengah di wilayah Timor Tengah Utara yang berbatasan dengan wilayah kantung Timor Leste, Oecusse, dimulai dari titik Amol menuju Oehose ke Manufono dan barakhir di Wini, gerbang utama menuju Oecusse.

Untuk sektor barat, di wilayah perbatasan Kabupaten Kupang, yang juga bersebelahan dengan Oecusse, akan dimulai dari titik Oepoli menuju Fefa ke arah Tubona-Saenam-Haumeniana dan berakhir di Fainake.

Sementara untuk jalur lain yang menghubungkan Oepoli di Kabupaten Kupang dan Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara yang sama-sama berbatasan dengan Oecusse itu, sedang dikerjakan dan ditargetkan selesai pada 2017.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merilis daftar proyek strategis di seluruh Provinsi di Indonesia pada tahun depan. Pemerintah mengalokasikan belanja infrastruktur sebesar Rp387,3 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati sebelumnya telah mengalokasikan dana infrastruktur sebesar Rp387,3 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Angka ini naik signifikan Rp70,2 triliun dari realisasi APBN-Perubahan 2016 sebesar Rp317,1 triliun.

Dibanding alokasi anggaran infrastruktur di RAPBN 2017 sebesar Rp346,6 triliun, dana infrastruktur Rp387,3 triliun pada APBN 2017 meningkat Rp40,7 triliun.