WWF-PT Arun Kembangkan Geothermal

id Geothermal

WWF-PT Arun Kembangkan Geothermal

Potensi panas bumi (geothermal) di Pulau Flores, NTT

"Baru-baru ini kami bersama WWF dan PT Arun sudah melakukan roadmap untuk mengembangkan geothermal di Pulau Flores dan tinggal menunggu waktunya," kata Boni Marisin.
Kupang (Antara NTT) - World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia bersama PT Arun telah melakukan penjajakan untuk mengembangkan energi panas bumi (geothermal) di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Baru-baru ini kami bersama WWF dan PT Arun sudah melakukan roadmap untuk mengembangkan geothermal di Pulau Flores dan tinggal menunggu waktunya," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTT Boni Marisin, saat dihubungi di Kupang, Jumat.

Dia mengatakan, kerja sama pengembangan energi baru terbarukan (EBT) memanfaatkan energi panas bumi itu, untuk menjadikan potensi tersebut sebagai ikon di daerah tersebut atau "Flores Geothermal Iconic Island".

Boni mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan WWF dan PT Arun melakukan pemetaan (mapping) terkait lokasi-lokasi potensial di daerah setempat yang akan dikembangkan.

"WWF dan PT Arun di Jakarta sudah berinisiatif, dan pengembangannya nantinya juga bersama-sama dengan Dirjen Energi Baru Terbarukan di Kementerian ESDM," katanya pula.

Menurut Boni, geothermal merupakan potensi EBT di Pulau Flores yang lebih dominan karena daerah tersebut memiliki deretan gunung berapi yang menyebar dari wilayah barat hingga timur Flores.

"Saat ini pembangunan geothermal sedang berjalan di Ulumbu dan Mataloko di wilayah Flores bagian barat," katanya lagi.

Dia mengatakan, pemerintah pusat telah menunjuk PT PLN (Persero) untuk mengembangkan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Ulumbu dan Mataloko dengan kapasitas masing-masing 50 megawatt (MW) dan 22,5 MW.

"Untuk pengembangan panas bumi pada dua daerah ini ditargetkan akan masuk ke sistem kita di NTT pada tahun 2020," kata dia.

Ia menyebutkan, selain Fores daerah lain yang memiliki potensi geothermal, yakni di Atadei, Kabupaten Lembata dan di Kabupaten Alor.

Dia mengatakan, potensi panas bumi di Atadei diperkirakan memiliki cadangan terduga sebesar 40 megawatt (MW) dengan memanfaatkan luas wilayah lebih dari 31.000 hektare.

"Kalau di Atadei ini lancar nantinya akan bisa memasok listrik untuk daerah di sekitranya, seperti di Pulau Adonara dan Solor, sedangkan potensi panas bumi juga ada di beberapa titik lokasi di Kabupaten Alor," ujarnya lagi.

Boni mengatakan, pemerintah setempat terus mendorong peningkatan investasi di bidang EBT sesuai potensi di masing-masing daerah setempat, sehingga secara bertahap kebutuhan listrik di daerah pelosok bisa tepenuhi dan rasio elektrifikasi juga akan meningkat.

"Kami di NTT punya banyak potensi EBT, seperti air, angin, arus laut, tenaga surya, dan geothermal, dan kami selalu promosikan potensi-potensi tersebut dalam setiap kali forum investasi untuk menarik minat para investor," katanya pula.