Zero malaria di Lembata telah terpenuhi

id Penyakit malaria

Zero malaria di Lembata telah terpenuhi

Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

“Evaulasi akhir kami untuk penanganan malaria sudah berhasil dan zero malaria di Lembata sudah terpenuhi,” kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday..

Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengklaim berhasil mengatasi serangan penyakit malaria dengan kecenderungan penurunan kasus tersebut sejak awal Januari 2020.

“Evaulasi akhir kami untuk penanganan malaria sudah berhasil dan zero malaria di Lembata sudah terpenuhi,” kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday ketika dihubungi Antara dari Kupang, Kamis (23/1).

Dia menjelaskan kondisi zero malaria itu menunjukkan bahwa upaya inovasi untuk pemberantasan penyakit tersebut menunjukkan kencenderungan penurunan kasus secara drastis.

“Dan memang tidak ada kasus malaria sejak awal tahun ini,” kata mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mandira Kupang itu.

Untuk itu, dia mengapresiasi upaya-upaya pencegahan yang dilakukan bersama oleh berbagai pemangku kepentingan sehingga penyakit malaria yang sebelumnya sering menyerang masyarakat setempat, bisa teratasi.

Baca juga: Kasus Malaria kembali ditemukan di Kota Kupang
Baca juga: Pengobatan penyakit Malaria sebaiknya sesuai standar Kemenkes


Namun, kata dia, di sisi lain muncul kasus serangan Demam Berdarah Dangue (DBD) yang saat ini mulai melanda wilayah setempat.

Kasus DBD, kata dia, terdeteksi pada pertengahan Januari dengan adanya korban meninggal, yaitu seorang anak berusia sekitar 10 tahun.

“Setelah itu dalam hitungan setiap hari dan terakhir pada Rabu (22/1) sudah tercatat 55 orang yang menderita DBD,” katanya.

Dia menjelaskan kasus DBD yang menyerang wilayah setempat telah ditetapkan berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) karena terus meluas dengan cepat.

Pihaknya telah menggelar rapat koordinasi bersama pemerintah hingga tingkat bawah serta berbagai elemen lainnya untuk melakukan berbagai upaya antisipasi dan penanganan.

“Kami berharap ada sinergi yang kuat semua pihak bersama masyarakat terutama dalam menjaga kebersihan lingkungan agar kasus DBD ini bisa ditekan seperti halnya penanganan malaria,” katanya.

Baca juga: Eliminasi malaria di Kota Kupang diharapkan bisa tercapai
Baca juga: Dinkes Kota Kupang temukan malaria Afrika Selatan