70 persen zona musim di NTT masuki musim kemarau

id bmkg kupang,musim kemarau,ntt,kupang

70 persen zona musim di NTT masuki musim kemarau

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru. (ANTARA/Bernadus Tokan)

Dari analisis curah hujan tanggal 10 Mei 2020, di Nusa Tenggara Timur terdapat 16 zona musim (70 persen) yang telah memasuki musim kemarau

Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, menyebutkan 16 zona musim atau 70 persen dari total zona musim di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), telah memasuki musim kemarau.

"Dari analisis curah hujan tanggal 10 Mei 2020, di Nusa Tenggara Timur terdapat 16 zona musim (70 persen) yang telah memasuki musim kemarau," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru di Kupang, Selasa (12/5) terkait musim kemarau di NTT.

Zona musim (ZOM) merupakan daerah-daerah yang memiliki pola musim yang mirip, di mana ZOM tidak mengenal batas administrasi daerah.

Baca juga: Selama April 2020 NTT diguncang 295 kali gempa

Baca juga: NTT memasuki musim pancaroba

ZOM yang telah memasuki musim kemarau itu di antaranya ZOM 243 meliputi wilayah Manggarai Barat bagian Tenggara, Manggarai bagian Selatan, Manggarai Timur bagian Selatan, Ngada bagian Selatan dan Tenggara dan Nagekeo bagian Selatan.

ZOM 245 dan 246 meliputi wilayah Nagekeo bagian Utara, Ende bagian Utara, Ngada bagian Selatan dan Tenggara serta Nagekeo bagian Selatan.

Peta musim kemarau di Nusa Tenggara Timur (NTT). (ANTARA/HO-Istimewa)

ZOM 247 meliputi Sikka bagian Selatan, Flores Timur bagian Barat Daya, ZOM 248 meliputi wilayah Sikka bagian Utara, Flores Timur bagian Barat Laut, ZOM 249 meliputi wilayah Flores Timur bagian Utara, ZOM 250 meliputi wilayah Adonara, Solor dan Lembata.

Selain ZOM 251 hingga ZOM 257 yang meliputi wilayah Alor, Pantar, Sumba Timur, Sumba Tengah bagian Utara, Sumba Tengah bagian Selatan, Sabu Raijua dan Rote Ndao.

Dan ZOM 258, 259, 261 dan 261 yang meliputi wilayah Kota Kupang, Kabupaten Kupang bagian Barat, Timor Tengah Selatan dan Belu bagian Selatan, Kupang bagian Timur, Timor Tengah Selatan bagian Barat dan Timor Tengah Utara dan Belu bagian Utara.

Mengenai prakiraan hari hujan, dia mengatakan, berdasarkan monitoring hari tanpa hujan (HTH), Mei dasarian I (1-10 Mei), pada umumnya mengalami HTH kategori sangat pendek (1-5 hari).

Sedangkan berdasarkan analisa curah hujan Mei dasarian I (1-10) 2020, umumnya mengalami curah hujan dengan kategori rendah (0-50 mm), kata Apolinaris Geru menambahkan.

Sementara prakiraan curah hujan Mei dasarian II (11-20), pada umumnya wilayah NTT diprakirakan mengalami peluang curah hujan <20 mm sebesar 71-100 persen.

Sedangkan beberapa wilayah diprakirakan mengalami peluang CH21 21-50 mm sebesar 61-90 persen," katanya.