Hujan disertai angin kencang landa NTT hingga tiga hari ke depan

id BMKG, Stasiun Meteorologi El Tari, NTT, cuaca buruk, hujan deras, angin kencang,BMKG perkirakan hujan-angin kencang

Hujan disertai angin kencang landa NTT hingga tiga hari ke depan

Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Agung Sudiono Abadi (ANTARA/Bernadus Tokan)

terdapat awan-awan konvektif yang mengakibatkan cuaca buruk, kondisi ini masih berlangsung satu hingga tiga hari kedepan
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan fenomena cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang melanda sebagian wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur hingga tiga hari ke depan.

"Hujan dan angin kencang yang terjadi di Kota Kupang dan beberapa wilayah di NTT selain karena telah memasuki masa peralihan atau pancoraba, turut didukung oleh posisi MJO (Madden Julian Osillation)," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Agung Sudiono Abadi ketika dihubungi di Kupang, Sabtu (3/4).

Ia menjelaskan posisi MJO terpantau di kuadran 4 dan hari ini bergeser ke kuadran 5 sehingga mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah NTT.

Selain itu terdapat daerah tekanan rendah di selatan Pulau Rote yang menyebabkan adanya daerah konvergensi di wilayah NTT khususnya Pulau Timor.

"Hal ini yang menyebabkan banyak terdapat awan-awan konvektif yang mengakibatkan cuaca buruk, kondisi ini masih berlangsung satu hingga tiga hari kedepan," katanya.

Sudiono menjelaskan, di sisi lain dipicu pula adanya sirkulasi Eddy atau sirkulasi tertutup yang awalnya berada di Laut Banda kemudian bergeser ke wilayah NTT.

Sirkulasi Eddy adalah sirkulasi di atmosfer berupa pusaran angin dengan durasi harian. Biasanya jika suatu daerah terdapat Eddy maka cenderung akan turun banyak hujan.

Kemudian berdasarkan hasil analisis angin gradien sejak Jumat (2/4) malam terpantau adanya daerah tekanan rendah di Laut Sawu bagian selatan yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin di sekitar wilayah NTT.

Daerah tekanan rendah tersebut oleh pusat meteorologi publik dinamai bibit siklon tropis 99S. Hal ini menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di daerah sekitar Bibit Siklon Tropis dan di sepanjang daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin.

"Turut diperkuat pula dengan adanya fenomena atmosfer lainnya yang aktif yaitu gelombang atmosfer Rossby dan Kelvin," katanya.

Dengan kondisi cuaca ekstrem ini, Sudiono pun mengimbau masyarakat NTT agar tetap meningkatkan kewaspadaan dan siaga terhadap potensi ancaman bencana yang ditimbulkan.

Baca juga: BMKG ingatkan masyarakat NTT waspadai banjir pesisir