New York (ANTARA) - Indeks dolar AS bergerak dalam kisaran sempit pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena greenback bertahan stabil terhadap euro, namun melemah terhadap pound Inggris dan dolar Kanada serta menguat terhadap yen Jepang.
Kinerja mata uang yang berbeda terjadi sejalan perubahan prospek ekonomi untuk negara asal mereka dan prospek yang berkembang tentang kapan, dan seberapa banyak, bank sentral yang berbeda akan menarik kembali kebijakan uang longgar mereka untuk mengendalikan inflasi dalam pemulihan mereka dari pandemi COVID-19.
Pada akhir perdagangan sore hari di New York, dolar menguat 0,6 persen terhadap yen, dan melemah 0,5 persen terhadap dolar Kanada. Sementara, sterling naik 0,5 persen menjadi 1,42 dolar AS dan euro menguat kurang dari 0,1 persen menjadi 1,22 dolar AS.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,1 persen untuk hari itu, mempertahankan sebagian besar kenaikan 0,4 persen pada Rabu (26/5/2021).
Pergerakan itu terjadi karena data ekonomi AS yang baru pada Kamis (27/5) menunjukkan penurunan klaim pengangguran baru yang lebih besar dari perkiraan dan percepatan pengeluaran bisnis untuk pembelian peralatan.
Juga mendukung dolar, imbal hasil obligasi pemerintah AS naik di tengah kekhawatiran tentang pasokan utang pemerintah yang akan datang setelah New York Times melaporkan bahwa Presiden Joe Biden akan mengumumkan pada Jumat waktu setempat anggaran 6 triliun dolar AS untuk 2022.
Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun naik menjadi 1,605 dari 1,574 pada Rabu (26/5).
Yen, diperdagangkan pada 109,785 per dolar, telah kehilangan 1,0 persen dalam dua hari sejak pemerintah Jepang memangkas prospek ekonominya untuk pertama kalinya dalam tiga bulan.
Pound Inggris naik tak terduga ketika pembuat kebijakan bank sentral Inggris mengatakan bank sentral kemungkinan akan menaikkan suku bunga jauh hingga tahun depan tetapi kenaikan itu bisa datang lebih awal.
“Pasar bereaksi terhadap pokok berita hawkish dan itulah mengapa kami melihat sterling berlari kencang,” kata Erik Bregar, kepala strategi valas di Exchange Bank of Canada.
Penguatan sterling membantu mengangkat dolar Kanada terhadap greenback, Bregar menambahkan. Harga minyak yang lebih tinggi juga membantu loonie.
Bank sentral Kanada lebih cepat daripada bank sentral lainnya dalam menarik kembali dukungan untuk pertumbuhan ekonomi.
Yuan China terapresiasi hingga 6,368 per dolar di pasar luar negeri, tertinggi dalam tiga tahun. Investor telah meningkatkan taruhan mereka pada kekuatan lebih lanjut, yakin bahwa bank sentral China tidak menunjukkan ketidaknyamanan dengan reli tersebut.
Perhatian pasar sekarang beralih ke data inflasi AS yang akan dirilis pada Jumat waktu setempat. Lonjakan harga-harga dapat dianggap mendorong The Fed untuk mengurangi kebijakan uang longgarnya.
Baca juga: Rupiah menguat pasca pernyataan pejabat bank sentral AS
Para ekonom memperkirakan data akan menunjukkan bahwa harga PCE inti (pengeluaran konsumsi pribadi) melonjak 2,9 persen tahun ke tahun pada April, dibandingkan dengan kenaikan tahun ke tahun sebesar 1,8 persen di bulan sebelumnya.
Baca juga: Emas jatuh 3,5 dolar di bawah level 1.900 dolar
Mata uang kripto Bitcoin turun 1,0 persen menjadi 38.808 dolar AS dan Ether telah kehilangan hampir 5,0 persen.
Indeks dolar AS jatuh dengan keuntungan
Pasar bereaksi terhadap pokok berita hawkish dan itulah mengapa kami melihat sterling berlari kencang