Warga Tionghoa doakan Imlek berikan kedamaian

id Klenteng

Warga Tionghoa doakan Imlek berikan kedamaian

Klenteng Siang Lay di Kupang.

Warga keturunan Tionghoa yang ada di Kota Kupang mendoakan agar Tahun Baru Imlek 2569 yang bertepatan dengan tahun politik 2018 ini selalu memberikan suasana aman dan damai bagi Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur.
Kupang (AntaraNews NTT) - Warga keturunan Tionghoa yang ada di Kota Kupang mendoakan agar Tahun Baru Imlek 2569 yang bertepatan dengan tahun politik 2018 ini selalu memberikan suasana aman dan damai bagi Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur.

"Kita semua mendoakan agar di tahun yang baru ini suasana kerukanan antarumat beragama tetap terjalin dengan baik sehingga kondisi keamanan dan ketertiban di NTT juga tetap terjaga," kata Pengurus Klenteng Siang Lay, Robby Lay kepada Antara di Kupang, Jumat.

Menurutnya dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, di tahun-tahun politik seperti saat ini potensi konflik di setiap daerah khususnya di kota-kota besar di Indonesia selalu terjadi.

Berbagai macam isu SARA sering disampaikan oleh oknum-oknum tertentu untuk merusak kerukunan dan keharmonisan suatu daerah yang sudah tertata dengan baik.

"Untuk menjaga semuanya itu diperlukan niat yang tulus dan baik dari setiap masyarakat NTT untuk merasa memiliki bangsa ini dengan menjaganya sehingga tahun Anjing Tanah ini tak memberikan sesuatu yang merusak kerukunan kita," tambahnya.

Khususnya untuk NTT, Pilgub NTT sendiri ada empat pasangan calon, oleh karena itu ia mengharapkan agar setiap pasangan calon bisa merendam berbagai hal yang melanggar hukum seperti politisasi SARA sehingga tak menimbulkan konflik.

Sementara itu, Bobby Pitoby menilai bahwa berbagai deklarasi yang sudah disampaikan oleh empat pasangan calon gubernur dan sejumlah pasangan calon bupati di berbagai daerah harus ditaati sehingga tidak menimbulkan masalah.

"Tetapi saya melihat bahwa sejauh ini empat pasangan calon gubernur dan wakilnya tidak melakukan berbagai hal melanggar hukum seperti politik uang, serta politisasi SARA," ujarnya.

Ia mengatakan ajakan kampanye damai hendaknya dilakukan saat proses kampanye nanti sehingga tak menimbulkan konflik, sebab jika terjadi konflik maka prospek bisnis yang baik seperti yang diramalkan melalui Feng Sui orang China itu tidak akan terwujud.