Artikel - Kisah Bripka Ever dirikan SSB untuk anak-anak kampung

id Bripka Ever, NTT, KOta Kupang,Sepak bola

Artikel - Kisah Bripka Ever dirikan SSB untuk anak-anak kampung

Bripka Ever berpose dengan beberapa anak-anak SSB di lapangan. ANTARA/HO

...Semata-mata untuk mencetak bibit unggul dan menyelamatkan generasi masa depan sepak bola di Kabupaten Kupang, khususnya di Desa Niukbaun
Kupang (ANTARA) - Brigadir Kepala Ever Gusriyanto Tinenti, personel Direktorat Pembinaan Masyarakat Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur, mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB) secara gratis untuk anak-anak di Kampung Riumata.

Kampung Riumata salah satu permukiman warga di Desa Nekbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pria kelahiran Dili, Timor Leste, 10 April 1988 ini, merasa terpanggil untuk mendirikan SBB bagi anak-anak yang tinggal di kampung, antara lain karena kecintaannya terhadap olahraga populer itu dan melihat bakat-bakat anak-anak terhadap sepak bola.

Keikhlasanya untuk mencetak bibit unggul pemain sepak bola di Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang nampaknya patut diacungi jempol, karena sebagai langkah luar biasa.

Sebelum menjadi anggota Polri, Ever sudah hobi dan cinta dengan dunia sepak bola. Bahkan, setelah lulus pendidikan pada 2006, pria dengan dua anak itu sempat memperkuat Sumba Barat dalam ajang El Tari Memorial Cup. Ketika itu, dirinya ditugaskan pertama kali sebagai anggota kepolisian di Pulau Sumba.

Selama di Sumba Barat, saking cintanya kepada sepak bola dan ingin membina pemain usia dini, dia bersama rekannya mendirikan SSB bernama Putra Sumba.

"Karena tugas, akhirnya saya ditugaskan ke Kupang, sehingga teman saya yang melanjutkan SSB itu," ujar dia.

Kecintaan kepada sepak bola membuat dirinya tergerak lagi mendirikan SSB di tempat tugasnya, yang kemudian diberi nama SSB Putra Timor. Sasaran khususnya anak-anak di pelosok Desa Niukbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang.

Menurut dia, melalui SSB, bibit-bibit unggul pesepak bola di pelosok desa bisa dibina dan generasi masa depan sepak bola Kabupaten Kupang bisa dijaga.

"Semata-mata untuk mencetak bibit unggul dan menyelamatkan generasi masa depan sepak bola di Kabupaten Kupang, khususnya di Desa Niukbaun," kata dia.

Dirinya mendirikan SSB itu pada Agustus 2019. Bersyukur karena pada awal berdirinya, tidak ada kendala.

Ia justru mendapatkan banyak dukungan dari pemerintah desa dan bahkan para pemuda di desa itu. Pada  11 Mei 2021, ia melaporkan pendirian SSB itu kepada Bupati Kupang Korinus Masneno. Respons positif pun diperoleh Ever atas SBB yang didirikan itu.

Motivasinya untuk membangun SBB ini karena ia melihat potensi dan bakat sepak bola dimiliki anak-anak di Amarasi Barat, sedangkan keberadaan SSB bisa menjadi sarana anak-anak setempat untuk mempelajari sepak bola secara profesional.

Dengan motivasi inilah, ia pun menggandeng dua tokoh sepak bola dan mantan pemain bola di NTT, Jems Bana, sebagai pelatih di SSB dan Ancelo Sanu yang saat ini aktif sebagai pemain bola Kota Kupang, sebagai asisten pelatih di SSB. Mereka sebagai kekuatan SSB tersebut untuk mencetak bibit-bibit pemain yang nantinya bisa diorbitkan ke level nasional.

Baca juga: Sepak bola - Enam pemain Bintang Timur Atambua masuk seleksi timnas U-16 dan U-19

"Misi kami yakni bisa mencetak bibit-bibit pemain yang nantinya bisa diorbitkan ke level nasional," jelasnya.

Saat ini, sekitar 50 anak usia dini belajar sepak bola secara gratis di SSB tersebut. Mereka anak-anak usia 12 tahun, 16 tahun, hingga 19 tahun.

Ia bersyukur karena dari sejumlah anak binaannya ada salah satu anak yang akhirnya terpilih masuk dalam skuad Kabupaten Kupang untuk turnamen Liga 3 El Tari Cup di Lembata pada 2021. Namun pelaksanaan laga itu ditunda.

Dia mengaku beruntung karena sebagai anggota Polri juga terpanggil untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui cabang olahraga.  Bakat anak maupun remaja di Kecamatan Amarasi Barat dapat disalurkan ke hal-hal yang positif lewat sepak bola.

Bripka Ever berharap pemerintah dan semua elemen masyarakat setempat dapat memberikan dukungan terhadap kelangsungan SSB.

Sebab, selama ini, dalam membentuk dan menghidupi SSB, ia harus menguras uangnya sendiri, antara lain untuk penyediaan berbagai perlengkapan latihan.

Hingga saat ini, perlengkapan anak-anak SSB untuk berlatih masih terbatas. Apalagi SSB tersebut belum ada sponsor. Hingga saat ini, pencarian sponsor untuk kelangsungan SBB masih dilakukan.

Jaga kamtibmas 

Keberadaan SSB juga menjadi cara yang positif Ever untuk berkomunikasi dengan masyarakat desa dalam rangkaian pelaksanaan tugasnya sebagai anggota kepolisian untuk menjaga dan membangun situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang mantap.

Melalui SSB itu pula, ia mengajak masyarakat bersama-sama menjaga kamtibmas dan mengajarkan kepada anak-anak mulai hidup disiplin sejak kecil.

"Ya kebetulan saya di Binaan Masyarakat Polda NTT sehingga hal ini saya gunakan juga untuk menjalin keakraban dengan masyarakat dengan memberikan masukan-masukan menjaga kamtibmas bersama," ujar dia.

Semenjak dirinya mendirikan SSB di desa tersebut, aktivitas masyarakat yang lebih positif terbangun dengan baik.

Apalagi, selama terjadi pandemi COVID-19 ini, ia merasakan lebih mudah menyampaikan imbauan kepada masyarakat setempat untuk bersama-sama menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas sehari-hari.

Keberadaan SSB Putra Timor juga telah dilaporkan Ever kepada pimpinannya di kepolisian setempat. Dia pun mendapatkan perhatian dan dukungan dari pimpinan di jajaran Polda NTT dan berbagai pihak lainnya.

Upaya dia menjaga kamtibmas dengan caranya itu akan menjadi perhatian dan penilaian khusus dari pimpinannya karena sebagai ide cemerlang dalam bersosialisasi dengan masyarakat.

Baca juga: Fary Francis - David sumbang Rp100 jutaan untuk tim sepak bola PON NTT

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna B. memastikan pimpinan memberikan penilaian positif terhadap anggota yang bertugas di lapangan dengan baik.

"Ya tentu Pak Kapolda (Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif, red.) mendorong dan pasti akan memberikan apresiasi dan penghargaan kepada setiap anggota yang berprestasi, inikan sesuai dengan motto yang Pak Kapolda sampaikan kepada seluruh anggota Polda NTT, yaitu disiplin, dedikasi, dan prestasi," ujar dia.

Setiap personel kepolisian bertugas di mana pun, termasuk di desa, dituntut melaksanakan panggilan utama tugas itu dengan baik, yakni mewujudkan kamtibmas yang mantap.

Baca juga: Mantan pelatih Borneo FC menjadi konsultan teknik Kristal FC Kupang

Namun, ia juga beroleh kesempatan baik untuk berbagi kemampuan yang lain dan hobinya secara positif kepada masyarakat, sekaligus menggali bakat-bakat warga dan potensi unggulan desa untuk dikembangkan bagi kemajuan masa mendatang.