Penerbangan sewa ke-4 membawa warga Afghanistan, AS, Eropa keluar Kabul

id Afghanistan,evakuasi afghanistan,taliban,taliban afghanitan,qatar,qatar bantu evakuasi,penerbangan sewa, penerbangan eva

Penerbangan sewa ke-4 membawa warga Afghanistan, AS, Eropa keluar Kabul

Marinir AS dan Unit Ekspedisi Laut (MEU) ke-24 memproses pengungsi saat melewati Pusat Kendali Evakuasi (ECC) di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Sabtu (28/8/2021). U.S. Marine Corps/Staff Sgt. (Victor Mancilla/Handout via REUTERS/HP/djo)

...Qatar akan melanjutkan kolaborasi dengan para mitra internasional dalam upaya memastikan kebebasan pergerakan di Afghanistan
Dubai (ANTARA) - Penerbangan sewa keempat yang membawa lebih dari 230 penumpang, termasuk warga Afghanistan, Amerika dan Eropa, keluar meninggalkan Kabul pada Minggu (19/9), kata seorang pejabat Qatar.

Penerbangan sewa itu membawa para warga sipil dari Afghanistan ke Qatar sejak pasukan Amerika Serikat menarik diri dari Afghanistan pada Agustus.

Penerbangan sewa yang dioperasikan oleh maskapai Qatar Airways itu juga membawa warga dari Jerman, Belgia, Irlandia, Kanada, Prancis, Italia, Inggris, Finlandia, dan Belanda, tulis asisten menteri luar negeri Qatar Lolwah Rashid Al Khater di Twitter.

Seorang pejabat lain Qatar mengatakan ada 236 penumpang dalam penerbangan sewa keempat itu, yang menjadikannya penerbangan evakuasi terbesar sejak penarikan pasukan AS dan para sekutunya berakhir pada 31 Agustus.

"Qatar akan melanjutkan kolaborasi dengan para mitra internasional dalam upaya memastikan kebebasan pergerakan di Afghanistan, sambil bekerja sama dengan berbagai pihak di lapangan untuk mencapai kemajuan umum di negara itu ke depan," kata pejabat Qatar itu.

Baca juga: ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di Afghanistan timur

Para penumpang awalnya akan tinggal di sebuah kompleks di ibukota Qatar, Doha, yang menampung warga Afghanistan dan pengungsi lainnya.

Baca juga: UNHCR ingatkan kemungkinan "penderitaan lebih besar" di Afghanistan

Qatar muncul sebagai negara kunci teman bicara antara negara-negara Barat dan Taliban.

Negara Teluk itu adalah sekutu dekat Amerika Serikat, tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, dan tuan rumah kantor politik Taliban sejak 2013. (Antara/Reuters)