Paus terdampar berhasil dikembalikan ke laut
Paus berkepala melon (Peponocephala Electra) yang terdampar di Pantai Oesapa Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (12/5), berhasil dikembalikan ke laut oleh nelayan setempat dan petugas terkait.
Kupang (AntaraNews NTT) - Paus berkepala melon (Peponocephala Electra) yang terdampar di Pantai Oesapa Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (12/5), berhasil dikembalikan ke laut oleh nelayan setempat dan petugas terkait.
Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Ikram Sangadji di Kupang, Minggu (13/5) mengatakan proses pengembalian paus ke laut dalam itu terjadi sekitar pukul 16.30 Wita, Minggu.
Ikram menjelaskan hasil pengamatan morfologi menyebutkan terdapat luka pada bagian mata sebelah kiri dan terlihat membengkak.
Selain itu, ada juga luka di perut bagian kiri dengan diameter sekitar lima sentimeter, dan bercak putih morbilivirus di sekitar badan.
"Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa paus tersebut dalam kondisi sakit akibat luka pada bagian tubuhnya," katanya.
Paus yang pada awalnya diduga lumba-lumba itu dilihat nelayan sedang berenang di pesisir pantai Oesapa Kupang.
Baca juga: Paus berkepala melon terdampar di Pantai Oesapa
Para nelayan berusaha mengembalikan paus tersebut ke laut dalam dengan cara mendorongnya, namun usaha selama sekitar empat jam itu berlangsung sia-sia, karena paus tetap kembali ke wilayah pesisir.
"Paus berenang dengan agak sedikit miring ke kanan. Diduga karena adanya luka di sebelah kiri badan dekat ekornya," ujar Ikram.
Tim dari Balai Sumber Daya Pesisir dan Laut datang bersama tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam dan BKKPN juga berupaya mendorong paus tersebut ke laut dalam.
Sementara itu staf dari Balai Sumber Daya Pesisir Laut Wilayah Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB Puput Yuniarti menduga luka di badan paus itu akibat ditombak oleh nelayan yang tak bertanggungjawab.
Ikan paus berkepala melon ini merupakan lumba-lumba dari keluarga cetacean dan tersebar luas di seluruh perairan tropis dunia, meskipun tidak sering terlihat oleh manusia karena lebih memilih hidup di air dalam
Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Ikram Sangadji di Kupang, Minggu (13/5) mengatakan proses pengembalian paus ke laut dalam itu terjadi sekitar pukul 16.30 Wita, Minggu.
Ikram menjelaskan hasil pengamatan morfologi menyebutkan terdapat luka pada bagian mata sebelah kiri dan terlihat membengkak.
Selain itu, ada juga luka di perut bagian kiri dengan diameter sekitar lima sentimeter, dan bercak putih morbilivirus di sekitar badan.
"Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa paus tersebut dalam kondisi sakit akibat luka pada bagian tubuhnya," katanya.
Paus yang pada awalnya diduga lumba-lumba itu dilihat nelayan sedang berenang di pesisir pantai Oesapa Kupang.
Baca juga: Paus berkepala melon terdampar di Pantai Oesapa
Para nelayan berusaha mengembalikan paus tersebut ke laut dalam dengan cara mendorongnya, namun usaha selama sekitar empat jam itu berlangsung sia-sia, karena paus tetap kembali ke wilayah pesisir.
"Paus berenang dengan agak sedikit miring ke kanan. Diduga karena adanya luka di sebelah kiri badan dekat ekornya," ujar Ikram.
Tim dari Balai Sumber Daya Pesisir dan Laut datang bersama tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam dan BKKPN juga berupaya mendorong paus tersebut ke laut dalam.
Sementara itu staf dari Balai Sumber Daya Pesisir Laut Wilayah Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB Puput Yuniarti menduga luka di badan paus itu akibat ditombak oleh nelayan yang tak bertanggungjawab.
Ikan paus berkepala melon ini merupakan lumba-lumba dari keluarga cetacean dan tersebar luas di seluruh perairan tropis dunia, meskipun tidak sering terlihat oleh manusia karena lebih memilih hidup di air dalam