Industri garam pacu pertumbuhan ekonomi petani

id garam

Industri garam pacu pertumbuhan ekonomi petani

Usaha garam industri di Desa Bipolo, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)

"Kabupaten Kupang memiliki ladang garam yang sangat luas, namum belum dikelola secara maksimal, sehingga daerah ini membutuhkan investor garam untuk mengoptimalkan pengelolaan potensi garam yang ada," kata Titus Anin.
Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Kupang Titus Ani mengatakan pembangunan industri garam memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian petani garam.

"Kabupaten Kupang memiliki ladang garam yang sangat luas, namum belum dikelola secara maksimal, sehingga daerah ini membutuhkan investor garam untuk mengoptimalkan pengelolaan potensi garam yang ada," kata Titus Anin ketika dihubungi di Oelamasi, Rabu (4/7).

Titus mengatakan, pengelolaan potensi garam yang dilakukan petani garam masih bersifat tradisional sehingga laju pertumbuhan ekonomi petani garam masih belum mengembirakan

"Kami sangat optimistis apabila industri garam dibangun di daerah itu maka produksi garam daerah ini akan meningkat. Hasil usaha tambak garam tradisional akan lebih maksimal dalam pengelolaan lahan garam," katanya.

Dia mengatakan, selain meningkatkan pendapat petani garam, kehadiran industri garam juga akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak.

Baca juga: PT Garam bangun pabrik di Bipolo
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat memimpin rapat tentang upaya pembangunan industri garam di Nusa Tenggara Timur di Kupang, beberapa waktu lalu. (ANTARA Foto/ist)

Sementara itu, sekitar 1000 warga petani garam di Kelurahan Baubau, Kabupaten Kupang menyatakan dukungan terhadap kehadiran PT Puncak Keemasan Garam Dunia (PKGD) untuk melakukan investasi garam senilai Rp1,8 triliun dengan target produksi mencapai 400.000 ton/tahun.

Tokoh masyarakat Baubau, Melkianus Eliasar Koa berharap pemerintah Kabupaten Kupang tidak menghambat masuknya PT PKGD untuk melakukan investasi garam di Kabupaten Kupang.

"Pemerintah jangan menghambat masuknya investasi dilakukan PT PKGD, sebagai petani garam kami bersyukur dengan masuknya industri garam dilakukan PT PKGD karena akan mendorong pembangunan ekonomi warga Baubau," kata Melkianus.

Dikatakannya, lahan HGU milik PT Pangung Guna Ganda Semesta (PGGS) tidak pernah diterlantarkan namun tetap dikelola masyarakat untuk persawahan.
"Puluhan tahun kami memanen padi dari lahan HGU setelah mendapat izin dari PT PPGS untuk mengelola lahan HGU sebagai sawah," tegasnya.

Ia mengatakan, masyarakat Kabupaten Kupang tidak pernah menolak kehadiran PT PKGD untuk mengelola potensi garam di Baubau. "Bupati Kupang Ayub Titu Eki saja tidak pernah datang ke Baubau untuk berdikusi dengan warga. Kami tidak pernah menolak investasi garam seperti dikatakan Bupati Kupang itu. Itu hanya rekayasa Bupati Titu Eki," tegasnya.

Masyarakat Baubau berharap Bupati Ayub Titu Eki tidak membuat kebijakan yang merugikan masyarakat Baubau menjelang masa tugasnya berakhir. 

Baca juga: Investasi garam dongkrak PAD Kabupaten Kupang
Direktur PT. Garam Budi Sasongko (kanan) dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya (kiri) mendampingi Menteri BUMN Rini Soemarno saat berkunjung ke Desa Bipolo, Kabupaten Kupang beberapa waktu lalu. (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)