Wilayah perbatasan belum bisa bebas roaming internasional

id Telkomsel

Wilayah perbatasan belum bisa bebas roaming internasional

Wilayah perbatasan antarnegara Indoensia-Timor Leste di Pulau Timor, belum bisa bebas jaringan roaming internasional.

"Bebas roaming internasional masih belum bisa karena itu bukan jaringan kami dari Telkomsel," kata Jendrohartono.
Kupang (AntaraNews NTT) - Manajer Sistem Jaringan Area Kupang PT Telekomunikasi Selular Nusa Tenggara Jendrohartono mengatakan wilayah perbatasan antarnegara Indoensia-Timor Leste di Pulau Timor, belum bisa bebas jaringan roaming internasional.

"Bebas roaming internasional masih belum bisa karena itu bukan jaringan kami dari Telkomsel," kata Jendrohartono di Kupang, Sabtu (7/7).

Ia menjelaskan, jaringan telekomunikasi di wilayah perbatasan bukan merupakan jaringan Telkomsel sehingga ketika bebas roaming internasional maka secara off-net maupun on-net maka trafiknya akan sempat melewati jaringan dari Timor Leste.

"Ibaratnya jika data atau percakapan telepon dianggap sebagai penumpang bus maka kami sempat melansir penumpang ini kepada busnya orang lain," katanya.

Ia mengatakan, bisa saja ketika bebas roaming internasional, trafik pengguna jaringan di wilayah perbatasan paling besar dari pelanggan Telkomsel namun melalui jaringan dari negara tetangga yang penggunanya lebih kecil.

Kondisi ini, lanjutnya, dapat menimbulkan dampak lanjutan seperti penambahan kapasitas yang harus dilakukan operator jaringan dari pihak Timor Leste.

Baca juga: Telkomsel pasang 560 BTS di NTT

"Jadi logikanya kalau selama ini untuk melayani kebutuhan mereka dengan satu bus, tapi karena roaming internasional terkoneksi dengan kami, mereka harus menambah dua bus. Berarti hitung-hitungannya nanti bagiamana, pasti ujungnya mengenai bisnis kan," katanya.

Jendrohartono mengatakan, untuk mengamankan jaringan untuk masyarakat di wilayah perbatasan, pihaknya telah membangun tower jaringan Telkomsel seperti dua unit tower di perbukitan yang dekat dengan pos lintas batas negara di Motaain, Kabupaten Belu.

Ia menjelaskan, jaringan Telemor dari Timor Leste di wilayah perbatasan memang sedikit lebih unggul menggunakan frekuensi 800 MHz sementara Telkomsel menggunakan frekuensi 900 MHz.

Namun Telkomsel masih lebih unggul dari aspek persaingan tarif yang masih jauh lebih murah, katanya.

"Layanan jaringan di perbatasan itu kami masih unggul dari dua aspek, baik secara kapasitas maupun harga karena ketika pelanggan yang roaming ke jaringan Telemor maka tekena harga yang lebih mahal," katanya.

Baca juga: Pengguna data Telkomsel di NTT 1,5 juta pelanggan