Petani Flores mulai panen jambu mete

id Jambu mete

Petani Flores mulai panen jambu mete

Para petani di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur mulai memanen jambu mete sebagai komoditas andalah bagi para petani di ujung timur Pulau Flores itu.

"Para petani di kedua kabupaten di Pulau Flores itu saat ini sedang memanen jambu mete yang telah dijadikan sebagai komoditas unggulan bagi para petani setempat," kata Yohanes Tay Ruba.
Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur Yohanis Tay Ruba mengemukakan para petani di Kabupaten Sikka dan Flores Timur di pulau Flores, saat ini sedang memanen jambu mete yang diperkirakan berlangsung selama tiga bulan ke depan.

"Para petani di kedua kabupaten di Pulau Flores itu saat ini sedang memanen jambu mete yang telah dijadikan sebagai komoditas unggulan bagi para petani setempat," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu (11/7).

Ia menjelaskan, wilayah Sikka dan Flores Timur maupun sekitarnya merupakan daerah potensial klaster penghasil tanaman perkebunan jambu mete terbesar di Pulau Flores dan Nusa Tenggara Timur.

Selain jambu mente, lanjutnya, daerah-daerah ini juga merupakan klaster tanaman perkebunan lainnya seperti kakao, cengkeh, kopicdan kelapa. "Hasil perkebunan ini sekarang sudah memasuki musim panen. Kami berharap panen petani ini bisa maksimal untuk meningkatkan pendapatan mereka," ujarnya.

Yohanis juga mengimbau para petani agar selain memaksimalkan hasil panenannya, namun juga mempersiapkan lahannya untuk musim tanam berikutnya pada 2018.

Baca juga: Musim panen ikan telah tiba
Para petani di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur mulai memanen jambu mete sebagai komoditas andalah bagi para petani di ujung timur Pulau Flores itu. 
Sedangkan, seorang petani jambu mete di Desa Honihama, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur, Kamilus Tupen Jumad mengatakan para petani di daerah itu mulai memasuki awal musim panen. "Masa panen mete rata-rata sama dialami semua petani di wilayah Flores Timur dan sekitarnya," katanya.

Ia menjelaskan, produksi jambu mete untuk musim tanam kali ini cukup baik, meskipun sebelumnya ada kekhawatiran terhadap serangan hama dan kondisi angin kencang. "Namun kalau tidak meleset, maka hasilnya hampir sama dengan produksi 2017, artinya terbaik sepanjang beberapa tahun ini," ujarnya.

Kamilus menjelaskan, sebagian besar petani di Desa Honihama dan Riangduli maupun di sekitarnya rata-rata memiliki 0,25 hektare lahan untuk tanaman jambu mete.

Kamilus menyatakan, lahan tanaman mete miliknya dengan hasil panen yang diperoleh pada 2017 mencapai 1,3 ton. "Sekarang petani di sini mulai panen, namun hampir belum dijual meskipun sudah ada pembeli yang membuka harga Rp21.000 per Kg," katanya.

Baca juga: Panen Raya Jagung Pada April
Para petani di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur mulai memanen jambu mete sebagai komoditas andalah bagi para petani di ujung timur Pulau Flores itu.