Kupang (AntaraNews NTT) - Bank Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur pada triwulan I-2018 melambat dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Data hasil kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diterima di Kupang, Kamis (12/7), menyebutkan bahwa perlambatan itu terutama disumbang oleh pengeluaran konsumsi pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi.
Namun demikian, perlambatan ekonomi cukup tertahan oleh konsumsi rumah tangga yang semakin kuat didukung daya beli masyarakat yang meningkat. Sementara di sisi lain, pertumbuhan net impor antardaerah Provinsi NTT masih relatif stabil.
BI memprediksi, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada triwulan II-2018 akan mengalami peningkatan dengan kisaran 5,20-5,60 persen (yoy). Peningkatan diperkirakan disumbang oleh konsumsi rumah tangga seiring tibanya momen libur panjang Hari Raya Idul Fitri, peningkatan realisasi belanja pemerintah, serta PMTB/investasi seiring dengan kelanjutan investasi terutama infrastruktur.
Berdasarkan lapangan usaha, lapangan usaha konstruksi diperkirakan meningkat seiring percepatan realisasi investasi infrastruktur dan bangunan lainnya pada triwulan II 2018. Begitu pula lapangan usaha administrasi pemerintahan yang diperkirakan juga meningkat seiring percepatan realisasi belanja pemerintah.
Peningkatan investasi termasuk pada bidang pendidikan seperti penambahan jumlah penyedia kursus dan dibukanya kelas-kelas sekolah baru diperkirakan terjadi pada triwulan II-2018 sehingga meningkatkan pertumbuhan lapangan usaha jasa pendidikan.
Selain itu, tibanya momen libur panjang Hari Raya Idul Fitri dan Pilkada Gubernur diperkirakan turut meningkatkan lapangan usaha informasi, dan komunikasi seiring tingginya penggunaan jaringan telekomunikasi terutama data dan telepon.
Baca juga: Prospek inflasi NTT 2018 alami kenaikan
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi NTT 2017 lebih lambat
Pertumbuhan ekonomi NTT lambat
Bank Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur pada triwulan I-2018 melambat dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.