258 desa di NTT sudah menikmati listrik dari PLN

id BUMN

258 desa di NTT sudah menikmati listrik dari PLN

Menteri BUMN Rini Soemarmo (kiri) berbincang-bincang dengan GM PLN Wilayah NTT Christyono dalam pertemuan BUMN di Kupang, Selasa (6/3) malam. (ANTARA Foto/Laurensius Molan)

PT PLN (Persero) Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah melistriki 258 desa di wilayah provini berbasis kepulauan itu dari Juli 2017 hingga Juli 2018.
Kupang (AntaraNews NTT) - PT PLN (Persero) Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah melistriki 258 desa di wilayah provini berbasis kepulauan itu dari Juli 2017 hingga Juli 2018.

"Sudah 258 desa di NTT menikmati layanan listrik dari PLN sejak pengerjaan listrik desa pada Juli 2017," kata General Manager PT PLN (Persero) Wilayah NTT Christyono di Kupang, Rabu (25/7).

Ia menjelaskan, jumlah desa yang berhasil dilistriki itu dari total pengerjaan yang sudah dikontrak bersama pelaksana proyek (vendor) pada tahap pertama sebanyak 600 desa, sedang sisanya masih dalam proses pembangunan di lapangan.

Christyono mengatakan pihaknya dalam tahun ini (2018) akan membuat kontrak kerja perluasan jaringan listrik untuk 598 desa di provinsi berbasiskan kepulauan itu.

Menurut dia, sebagian besar desa yang belum berlistrik, berada di wilayah Pulau Flores dan sekitarnya dengan jumlah mencapai 544 desa yang belum berlistrik dari total sebanyak 1.610 desa di daerah itu.

Untuk itu, PLN telah membentuk unit pelaksana proyek ketenagalistrikan (UP2K) baru yang telah diresmikan di Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, guna mempercepat pembangunan kelistrikan di daerah itu.

Baca juga: 544 desa di Flores belum dialiri listrik

"Diharapkan unit baru ini bisa mempercepat pembangunan listrik terutama untuk wilayah Pulau Flores dan pulau-pulau di sekitarnya," katanya.

Christyono mengemukakan pekerjaan melistriki desa-desa di provinsi NTT dengan jumlah 1.200 desa bukan perkara mudah karena kondisi geografis wilayah NTT yang relatif sulit.

"Banyak tantangan yang dihadapi petugas di lapangan seperti akses yang sulit untuk mobilisasi peralatan, letak pemukiman warga yang saling berjauhan dan sebagainya," ujarnya.

Ia mengatakan medan di NTT tentu jauh berbeda seperti dengan di Jawa sehingga menjadi tantangan tersendiri yang cukup berat untuk mewujudkan program 100 persen desa berlistrik pada 2019. Namun, pembangunan kelistrikan tetap berjalan dengan berbagai strategi dan upaya percepatan yang dilakukan.

"Kami berharap semua masyarakat di NTT maupun pemerintah daerahnya tetap memberikan dukungan sehingga progresnya lancar dan cepat untuk menerangi semua desa di provinsi ini," kata Christyono.

Baca juga: PLN layani tiga pelanggan premium Kota Kupang