"Saya minta semua peserta TdT, bisa kembali menceritakan tentang keindahan NTT kepada kenalan, keluarga, kerabat di berbagai daerah agar mereka tertarik untuk datang ke NTT," katanya dalam acara penyambutan peserta TdT 2016 di Kupang, Jumat, (2/12).
Lebih dari 50 peserta TdT tiba di Kota Kupang, Jumat, sekitar Pkl. 14.00 WITA, setelah sekitar tiga hari melakukan perjalanan bersepeda, yang dimulai dari Atambua, Ibukota Kabupaten Belu, wilayah yang berbatasan dengan Timor Leste.
Gubernur NTT dua periode itu mengatakan, pemerintahannya terus-menerus mendorong daerah tersebut sebagai destinasi wisata unggulan secara nasional maupun internasional.
Untuk itu, lanjut dia, sejak tahun 2013 pemerintah setempat telah mencanangkan pariwisata di provinsi kepulauan itu sebagai "New Tourism Territory".
"NTT kaya akan potensi wisata yang menyebar di hampir setiap daerah, baik di darat maupun di laut," katanya.
Dia mengatakan, para peserta TdT sudah mengeksplorasi berbagai potensi wisata alam dan budaya di Pulau Timor selama perhelatan itu berlangsung dari 30 November - 2 Desember 2016.
"Kai berharap para peserta ini tetap akan datang lagi ke NTT tidak hanya untuk berwisata namun juga berinvestasi untuk ikut membangun daerah ini," katanya.
Gubernur Lebu Raya menambahkan, event tour merupakan salah satu momen tahunan untuk mempromosikan pariwisata ke berbagai belahan dunia.
Hingga kini Nusa Tenggara Timur memiliki dua event tour tahunan yakni "Tour de Flores" dan "Tour de Timor".
Dia mengatakan, sebelumnya pemerintah juga mempertimbangkan untuk "Tour de Sumba", namun, terkendala kondisi jarak yang terlalu dekat dan medan yang kurang menantang bagi pesepeda.
"Kalau di Sumba pertimbangan jaraknya terlalu pendek, dan kurang menantang untuk itu kita rencanakan akan digantikan dengan lomba maraton di sana," katanya pula.
Dia menambahkan, keterlibatan peserta TdT selain untuk pariwisata namun juga memberikan inspirasi bagi masyarakat setempat untuk olah raga bersepeda.
"Terlepas dari itu, kehadiran peserta TdT membuat kami merasa memiliki sahabat dan kenalan baru yang mendukung kami untuk memajuhkan daerah ini," demikian Gubernur Lebu Raya.
Lebih dari 50 peserta TdT tiba di Kota Kupang, Jumat, sekitar Pkl. 14.00 WITA, setelah sekitar tiga hari melakukan perjalanan bersepeda, yang dimulai dari Atambua, Ibukota Kabupaten Belu, wilayah yang berbatasan dengan Timor Leste.
Gubernur NTT dua periode itu mengatakan, pemerintahannya terus-menerus mendorong daerah tersebut sebagai destinasi wisata unggulan secara nasional maupun internasional.
Untuk itu, lanjut dia, sejak tahun 2013 pemerintah setempat telah mencanangkan pariwisata di provinsi kepulauan itu sebagai "New Tourism Territory".
"NTT kaya akan potensi wisata yang menyebar di hampir setiap daerah, baik di darat maupun di laut," katanya.
Dia mengatakan, para peserta TdT sudah mengeksplorasi berbagai potensi wisata alam dan budaya di Pulau Timor selama perhelatan itu berlangsung dari 30 November - 2 Desember 2016.
"Kai berharap para peserta ini tetap akan datang lagi ke NTT tidak hanya untuk berwisata namun juga berinvestasi untuk ikut membangun daerah ini," katanya.
Gubernur Lebu Raya menambahkan, event tour merupakan salah satu momen tahunan untuk mempromosikan pariwisata ke berbagai belahan dunia.
Hingga kini Nusa Tenggara Timur memiliki dua event tour tahunan yakni "Tour de Flores" dan "Tour de Timor".
Dia mengatakan, sebelumnya pemerintah juga mempertimbangkan untuk "Tour de Sumba", namun, terkendala kondisi jarak yang terlalu dekat dan medan yang kurang menantang bagi pesepeda.
"Kalau di Sumba pertimbangan jaraknya terlalu pendek, dan kurang menantang untuk itu kita rencanakan akan digantikan dengan lomba maraton di sana," katanya pula.
Dia menambahkan, keterlibatan peserta TdT selain untuk pariwisata namun juga memberikan inspirasi bagi masyarakat setempat untuk olah raga bersepeda.
"Terlepas dari itu, kehadiran peserta TdT membuat kami merasa memiliki sahabat dan kenalan baru yang mendukung kami untuk memajuhkan daerah ini," demikian Gubernur Lebu Raya.