Kupang (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur I Nyoman Ariawan Atmaja mendorong pemerintah daerah di NTT agar melakukan hilirisasi tanaman mete di daerah-daerah potensial penghasil komoditi tersebut.
"Hilirisasi mete ini sangat penting untuk meningkatkan nilai jual sehingga bisa berdampak lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah penghasil mente di NTT," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa, (22/3).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan perlakuan terhadap komoditi mente yang merupakan salah satu produk pangan unggulan dari NTT.
Ariawan mengatakan produksi komoditi mete dari NTT merupakan nomor satu di Indonesia, namun hasilnya masih dipasarkan mentah sehingga belum memberikan nilai tambah secara siginifikan.
"Komoditi mete dijual mentah-mentah untuk diekspor ke Vietnam sehingga nilai jual tidak bertambah," katanya.
Ariawan mengatakan terus mendorong agar pemerintah di daerah-daerah potensial penghasil mete di NTT seperti di Pulau Flores agar fokus melakukan hilirisasi atau pengolahan lebih lanjut menghasilkan produk turunan lainnya.
"Jadi local value chain yang perlu kita perkuat sehingga ekonomi di NTT bisa bertumbuh lebih cepat," katanya.
Baca juga: Akibat cuaca buruk produksi mete menurun
Baca juga: Rp800 juta untuk kembangkan agrowisata mete di SBD
Ia mengatakan dengan adanya hilirisasi juga akan memicu pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang memproduksi berbagai produk turunan mete sehingga keberadaan UMKM semakin kuat sebagai tulang punggung perekonomian di NTT.
Ariawan mengatakan telah mensosialisasikan terkait hilirisasi komoditi unggulan ke tingkat pimpinan di daerah di NTT baik untuk tanaman mete maupun komoditi pangan lainnya.
"Selain mete juga bahan-bahan makanan semuanya harus ada hilirisasi di NTT karena biaya distribusi dari dan ke wilayah Jawa juga mahal," katanya.
BI dorong pemda di NTT lakukan hilirisasi komoditi mete
...Komoditi mete dijual mentah-mentah untuk diekspor ke Vietnam sehingga nilai jual tidak bertambah