Menteri BUMN harapkan Indonesia bisa swasembada garam

id BUMN

Menteri BUMN harapkan Indonesia bisa swasembada garam

Menteri BUMN Rini Soemarno (ketiga kiri) memanen garam bersama Direktur Utama PT. Garam (Persero) Budi Sasongko (kiri) Penjabat Gubernur NTT Robert Simbolon (kedua kiri) dan Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Negara Indonesia (BNI) Catur Budi Harjo (kanan) memanen garam di tambak garam yang dikelola PT. Garam (Persero), di desa Bipolo, Kabupaten Kupang NTT, Selasa (14/8) (Foto Antara/Kornelis Kaha)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno mengharapkan Indonesia dapat mencapai swasembada garam dengan bantuan produksi garam dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kupang (AntaraNews NTT) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno mengharapkan Indonesia dapat mencapai swasembada garam dengan bantuan produksi garam dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kami berharap produksi garam di NTT dapat berkembang pesat kemudian pada akhirnya Indonesia bisa swasembada garam," katanya di sela kegiatan memanen garam di Desa Bipolo, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (14/8).

Menurutnya luas lahan tambak garam di NTT masih bisa dikembangkan dengan jumlah yang lebih besar karena jika dibandingkan dengan Pulau Jawa seperti Madura sudah sempit lahannya.

Saat ini, kata Rini, luas lahan pabrik garam yang dikelola oleh PT Garam (Persero) mencapai 300 hektare. Dengan jumlah tersebut hasil panen yang dapat diperoleh diperkirakan bisa mencapai 30.000 ton garam. 

"Saya sudah dua kali ke sini. Saya melihat bahwa memang potensinya sangat besar. Kawasan pantainya juga sangat luas sehingga pengembangan untuk pengelolaan tambak garam ini sangat memungkinkan," katanya menambahkan.

Menteri Rini mengatakan selain membantu meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya para petani garam serta meningkatkan semangat petani garam, BUMN lain juga turut membantu yakni melalui BUMN sinergis dalam bentuk program inti plasma. 

Baca juga: Menteri BUMN tinjau pabrik garam di Bipolo
Produksi garam di Desa Bipolo, Kabupaten Kupang, NTT

"Artinya bahwa petani garam tidak hanya diberikan kesempatan untuk bertani garam tetapi juga untuk beternak ikan sehingga memberikan pemasukan tambahan untuk ekonomi keluarga," ujarnya.

Hal ini bertujuan agar para petani garam tidak hanya bergantung pada penghasilan dari garam saja, tetapi juga dari beternak ikan jika hasil panenan garam terganggu oleh karena cuaca maka potensi beternak ikan bisa menjadi salah satu alternatif untuk menambah pemasukan.

Sementara itu Ditektur PT Garam (Persero) Budi Sasongko mengatakan mulai dari periode Mei hingga Agustus 2018, kurang lebih 900 ton garam sudah dipanen dari tambak itu.

"Saat ini sudah ada 900 ton garam yang sudah dihasilkan dalam periode Mei-Agustus 2018 ini. Jumlah tersebut masih jauh dari target kami yakni sebesar 15.000 ton garam," tambahnya.

Namun, ia optimistis target itu dapat tercapai jika tidak ada kendala berupa hujan, serta cuaca buruk lain yang dapat menggangu produksi dari tambak garam tersebut.

Baca juga: Tiga perusahan investasi garam di Kabupaten Kupang
Produksi garam di Desa Bipolo, Kabupaten Kupang, NTT