Desa di Nagekeo gunakan dana desa tangani masalah kekerdilan

id stunting,nagekeo,ulupulu 1,NTT,kekerdilan

Desa di Nagekeo gunakan dana desa tangani masalah kekerdilan

Kepala Desa Ulupulu 1, Kabupaten Nagekeo, NTT Emilianus Meze. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi

...Untuk penanganan 40 anak dengan stunting ini kami gunakan dana sebesar Rp47 juta. Tahun ini kita targetkan angka stunting dikurangi sampai bulan Agustus
Maumere (ANTARA) - Kepala Desa Ulupulu 1, Kabupaten Nagekeo, NTT Emilianus Meze  mengaku sudah menggunakan dana desa Rp47 juta untuk menangani masalah kekerdilan (stunting) di desa tersebut selama tahun 2022.

"Untuk penanganan 40 anak dengan stunting ini kami gunakan dana sebesar Rp47 juta. Tahun ini kita targetkan angka stunting dikurangi sampai bulan Agustus," kata Emilianus ketika dihubungi dari Maumere, Selasa, (26/4).

Desa Ulupulu 1 di Kecamatan Nangaroro merupakan salah satu desa di Nagekeo dengan angka kasus kekerdilan tinggi yakni 40 anak dari 127 angka kelahiran. Pemerintah desa pun menggunakan dana desa untuk beberapa langkah intervensi.

Langkah yang ditempuh desa ialah menaikkan gizi anak dengan cara mendampingi secara kontinu kepada keluarga anak. Setiap anak yang mengalami kekerdilan akan diberikan 7 butir telur dan 7 kaleng susu setiap minggu. Desa rutin memberikan asupan gizi protein hewani dan nabati selama enam bulan ke depan.

Selain pemberian makanan tambahan tersebut, desa berkoordinasi dengan petugas puskesmas dan tenaga kesehatan di desa untuk melakukan sosialisasi dan pendampingan intensif pada keluarga. Upaya yang dilakukan yakni sistem kunjungan dari rumah ke rumah untuk memberikan motivasi dan pendampingan terhadap ibu-ibu agar menjaga kesehatan anak mulai hari pertama hingga 1000 hari setelah kelahiran.

Desa pun menyarankan wanita usia subur atau pasangan usia subur untuk bisa merencanakan kelahiran serta wajib mengikuti pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Mereka juga bisa mengikuti konseling tentang PHBS yang diberikan oleh petugas kesehatan.

Emilianus mengatakan pemantauan dan evaluasi intervensi akan dilakukan setiap akhir pekan. Nantinya petugas akan melakukan penimbangan dan pengukuran terkait perkembangan intervensi tersebut. Selanjutnya intevensi yang diberikan setelah bulan Agustus nanti akan berbeda, seperti pembatasan kunjungan rumah. Namun, semua itu bergantung pada hasil evaluasi hingga bulan Agustus.

Dia berharap upaya bersama baik pemerintah dan masyarakat ini dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga tidak ada lagi kasus kekerdilan di Desa Ulupulu 1.

Baca juga: Pemprov sebut 8.000 anak masih mengalami kekerdilan di NTT

Baca juga: Kota Kupang minta dukungan pentahelix tangani kekerdilan