Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore, ditutup stagnan dan masih berada di bawah level psikologis Rp15.000 per dolar AS menjelang pertemuan bank sentral AS The Fed.
Rupiah ditutup stagnan atau sama dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.993 per dolar AS.
"Dolar AS terkoreksi di tengah sikap hati-hati pasar terhadap kebijakan moneter yang agresif dari The Federal Reserve," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa, (26/7/2022).
Suku bunga acuan The Fed diperkirakan naik sebesar 75 basis poin dalam pertemuan The Fed pada tengah pekan ini, dengan sebagian pelaku pasar mengharapkan kenaikan 100 basis poin.
Suku bunga yang terlalu tinggi di tengah kondisi resesi ekonomi dan masih bertahan tingginya inflasi, serta tingkat klaim pengangguran, dinilai dapat berimbas buruk pada roda perekonomian, yang menyebabkan sebagian pelaku pasar menutup posisi untung dari dolar AS mereka.
Walau begitu, tingginya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed masih mempertahankan minat beli dolar AS di pasar global, yang dapat membatasi minat pada aset-aset berisiko.
Pelaku pasar menunggu petunjuk kenaikan suku bunga dari The Fed dan untuk setiap petunjuk ekonomi yang melambat akan mendorong pergeseran dari fokusnya pada inflasi.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.964 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.955 per dolar AS hingga Rp15.002 per dolar AS.
Baca juga: IHSG diproyeksikan bergerak relatif datar
Baca juga: Dolar cenderung datar terhadap mata uang utama
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah stagnan sedikit di bawah level psikologis Rp15.000 per dolar AS
Rupiah stagnan di bawah level psikologis Rp15.000/dolar AS
...Dolar AS terkoreksi di tengah sikap hati-hati pasar terhadap kebijakan moneter yang agresif dari The Federal Reserve,