Bajawa (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur mengoptimalkan pemanfaatan potensi bambu lewat keberadaan Pasar Bambu Turetogo dalam Pekan Bambu Ngada Wolobobo Ngada Festival 2022.
"Pasar bambu ini mengangkat konsep ekologis untuk pemanfaatan bambu dengan transaksi menggunakan koin bambu," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada Oktavianus Botha Djawa di Pasar Bambu Turetogo, Bajawa, Minggu, (18/9/2022).
Pasar Bambu merupakan salah satu mata acara dalam Pekan Bambu Ngada pada gelaran Wolobobo Ngada Festival 2022.
Oktavianus menjelaskan Pasar Bambu menjadi sarana untuk membuka wawasan masyarakat lokal bahwa potensi daerah bisa diolah dan dikemas menjadi suatu destinasi baru jika memiliki manajemen yang baik.
Pasar Bambu ini diisi dengan kegiatan jual beli masyarakat dengan transaksi menggunakan koin bambu senilai Rp2.000 per koin. Dia menilai penggunaan koin bambu membuat transaksi lebih terkontrol dan manfaat lebih merata. Ada beberapa pilihan produk baik olahan bambu, hasil bumi, hingga kuliner.
Pemkab Ngada tengah mendorong agar konsep Pasar Bambu ini bisa direplikasi ke beberapa tempat lain. Oktavianus berharap ada dukungan BUMDes dan masyarakat lokal agar bambu bisa dilestarikan dan memberi nilai tambah bagi masyarakat.
"Selama ini banyak hutan bambu ditebang dan diganti dengan komoditas lain. Dengan ini masyarakat bisa lihat, bisa jadi produk unggulan," katanya melanjutkan.
Baca juga: Pemkab Ngada promosi produk lokal lewat Wolobobo Ngada Festival
Project Coordinator Yayasan Bambu Lestari di Ngada Paskalis Lalu mengatakan Pasar Bambu merupakan pasar rakyat dengan pendekatan harga yang terjangkau. Mereka menyiapkan 2.500 koin untuk dipakai hari ini.
Baca juga: Artikel - Cerita perajin bambu dari jualan di trotoar hingga ikut pameran di G20
Selain Pasar Bambu, Pekan Bambu Ngada juga diisi dengan pengolahan bambu, pengawetan, dan talkshow yang melibatkan berbagai pihak.
Paskalis berharap kegiatan serupa bisa dilanjutkan secara periodik di tempat lain.