Rupiah melemah seiring ekspektasi The Fed

id Rupiah,Dolar,Kurs,bursa

Rupiah melemah seiring ekspektasi The Fed

Petugas menghitung uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, KCU Melawai, Jakarta, Selasa (16/8/2022). ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.

...Pasar masih berekspektasi The Fed masih akan agresif menaikkan suku bunga acuannya hingga akhir tahun. Yield obligasi AS tenor 10 tahun pun terus naik, mencetak level tinggi sejak 12 tahun lalu di kisaran 3,9 persen, ujar Ariston.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, melemah seiring ekspektasi pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) masih akan agresif menaikkan suku bunga.

Rupiah pagi ini melemah 54 poin atau 0,35 persen ke posisi Rp15.178 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.124 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu, (28/9/2022) mengatakan nilai tukar rupiah kelihatannya masih berpotensi tertekan terhadap dolar AS hari ini masih karena sentimen The Fed.

"Pasar masih berekspektasi The Fed masih akan agresif menaikkan suku bunga acuannya hingga akhir tahun. Yield obligasi AS tenor 10 tahun pun terus naik, mencetak level tinggi sejak 12 tahun lalu di kisaran 3,9 persen," ujar Ariston.

Ariston menyampaikan semalam data ekonomi AS yaitu data penjualan rumah baru bulan Agustus masih menunjukkan kenaikan yang bisa diartikan ekonomi AS masih kuat menahan beban kenaikan suku bunga acuan AS.

Angka penjualan rumah baru mencapai 685 ribu unit, lebih tinggi dibandingkan estimasi pasar sebanyak 500 ribu unit.

"Sementara dari dalam negeri, ekonomi Indonesia masih dibebani oleh potensi kenaikan inflasi yang bisa melambatkan pertumbuhan," kata Ariston.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada September 2022 mencapai 0,77 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), dengan penyumbang utama kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Pada awal September lalu, pemerintah mengumumkan penyesuaian harga BBM subsidi dan non-subsidi.

Harga Pertalite menjadi Rp10.000 per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter, harga Solar menjadi Rp 6.800 per liter, dari sebelumnya Rp 5.000 per liter, dan harga Pertamax menjadi Rp 14.500 per liter, dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp15.100 per dolar AS hingga Rp15.150 per dolar AS.

Pada Selasa (27/9) lalu, rupiah ditutup menguat 6 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp15.124 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.130 per dolar AS.

Baca juga: IHSG turun dipicu kekhawatiran resesi
Baca juga: Emas sedikit menguat setelah reli dolar terhenti





 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah seiring ekspektasi The Fed masih akan agresif