Bupati Matim imbau orang tua waspada gejala sakit anak

id Ginjal akut anak, manggarai timur, ntt

Bupati Matim imbau orang tua waspada gejala sakit anak

Bupati Manggarai Timur, Provinsi NTT, Agas Andreas (FOTO ANTARA/HO-Prokopim Manggarai Timur)

...Para orang tua yang memiliki anak usia kurang dari enam tahun diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil pada anak, dengan atau tanpa demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah, k
Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Bupati Manggarai Timur Agas Andreas mengimbau masyarakat, khususnya orang tua di Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala yang dialami anak ketika sakit.

"Para orang tua yang memiliki anak usia kurang dari enam tahun diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil pada anak, dengan atau tanpa demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah," katanya dihubungi dari Labuan Bajo, Kamis, (20/10/2022).

 Bupati menyampaikan  imbauan itu menyikapi munculnya kasus gangguan ginjal akut pada anak yang tengah diselidiki penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut pada anak.

Bupati meminta orang tua yang memiliki anak usia balita untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan yang didapatkan secara bebas tanpa anjuran dari tenaga kesehatan yang kompeten sampai adanya pengumuman resmi dari pemerintah.

Apabila ditemukan kondisi anak demam selama 7-14 hari dengan suhu tubuh di atas 37,50 derajat Velcius, infeksi saluran cerna, muntah dan diare, batuk pilek dan tidak berkemih serta menurunnya volume urin, Bupati menyarankan agar orang tua segera menghubungi tenaga kesehatan dan segera ke fasilitas kesehatan terdekat. Keluarga pasien pun harus membawa dan menginformasikan obat yang dikonsumsi sebelumnya serta menyampaikan riwayat penggunaan obat kepada tenaga kesehatan yang ada.

Untuk pengobatan anak, ia mengimbau sementara waktu agar mereka tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk cair atau sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

"Sebagai alternatif dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau sediaan lainnya," katanya.

Bupati menjelaskan perawatan anak sakit yang menderita demam di rumah lebih mengedepankan tata laksana non farmakologis, seperti mencukupi kebutuhan cairan, mengompres air hangat, dan menggunakan pakaian tipis. Jika terdapat tanda-tanda bahaya, katanya, segera bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Baca juga: IDAI sebut dua anak di NTT meninggal dunia akibat gejala gagal ginjal akut

Selain itu perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) serta menjaga imunitas tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan air putih yang cukup, menjauhi makanan cepat saji serta minuman kaleng dengan pemanis terutama pada anak-anak balita juga menjadi salah satu langkah pencegahan yang dia anjurkan kepada masyarakat.

Baca juga: Tantangan bagi pasien cuci darah

Terhadap penggunaan obat sirup dalam pengobatan, Bupati telah meminta agar rumah sakit dan puskesmas tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair atau sirup.

Hal serupa juga disampaikan kepada apotek, klinik, toko obat, dan praktek pribadi untuk tidak memberikan, menjual obat bebas dan atau bebas terbatas dalam bentuk cair atau sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas, demikian Agas Andreas .