Lewoleba, Lembata (ANTARA) - PT. Pelayaran Indonesia (Pelni) membangun gerai Rumah Kita di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk menekan disparitas harga kebutuhan pokok di daerah itu.
Kepala Sub Cabang PT. Sarana Bandar Nasional (SBN) Firman, yang merupakan anak perusahaan PT Pelni kepada wartawan di Lewoleba, Kabupaten Lembata, Rabu (2/11/2022) mengatakan bahwa gerai Rumah Kita mulai beroperasi di Lewoleba sejak akhir Maret 2022.
“Kurang lebih sudah delapan bulan gerai Rumah Kita ini berjalan,” kata Firman.
Sejumlah barang-barang kebutuhan pokok dijual di gerai Rumah Kita itu, mulai dari daging ayam beku, yang harganya berkisar dari Rp40 ribu hingga Rp50 ribu per ekor. Tak hanya itu, ada juga sejumlah kebutuhan pokok lain seperti beras, minyak goreng, gula pasir, serta mi instan.
Sejumlah barang-barang kebutuhan pokok itu, ujar dia, diantar menggunakan kapal tol laut Kendaga Nusantara 7 subsidi pemerintah yang sudah masuk ke daerah itu sejak 2017 lalu.
“Harga-harga kebutuhan pokok di sini memang sangat rendah jika dibandingkan dengan harga kebutuhan pokok yang dijual di sejumlah pasar di Lewoleba,” kata Firman.
VIce President Usaha Barang Non Komersial PT. Pelni Ridwan Mandaliko mengatakan langkah untuk menghadirkan gerai Rumah Kita karena memang harga kebutuhan pokok di sejumlah lokasi yang dilalui kapal tol laut masih tinggi walaupun sudah ada subsidi pengangkutan barang kebutuhan pokok oleh pemerintah melalui kapal tol laut.
Dia menjelaskan jika dihitung secara komersial pengangkutan barang kebutuhan pokok dari Surabaya ke Lembata per satu peti kemas berukuran 20 kaki harganya mencapai Rp8 juta.
Namun, lanjutnya, setelah disubsidi pemerintah pengangkutan barang kebutuhan pokok menggunakan kapal tol laut turun menjadi Rp3,3 juta per satu peti kemas dengan ukuran 20 kaki. “Kehadiran gerai ini merupakan upaya yang kami lakukan untuk menekan harga di daerah mengingat kehadiran tol laut belum memberikan dampak di daerah,” ujar Ridwan.
Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lembata Mikel Koli mengatakan bahwa pihaknya memang selama ini kesulitan untuk memonitor harga kebutuhan pokok di pasar walaupun para pengusaha sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Baca juga: Warga NTT sebut kapal perintis subsidi pemerintah tepat sasaran
“Kita masih kesulitan lakukan pengawasan, selama ini karena memang kami tidak bisa memilah mana barang-barang yang diangkut menggunakan kapal tol laut dan yang bukan tol laut, karena sudah tercampur,” kata dia.
Ia mengemukakan bahwa pihaknya akan terus berusaha mencari cara mengatasi permasalahan tersebut, sehingga kehadiran kapal tol laut itu benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
Baca juga: Pelni : Tiga kapal perintis layani masyarakat wilayah 3T di NTT
Kepala Sub Cabang PT. Sarana Bandar Nasional (SBN) Firman, yang merupakan anak perusahaan PT Pelni kepada wartawan di Lewoleba, Kabupaten Lembata, Rabu (2/11/2022) mengatakan bahwa gerai Rumah Kita mulai beroperasi di Lewoleba sejak akhir Maret 2022.
“Kurang lebih sudah delapan bulan gerai Rumah Kita ini berjalan,” kata Firman.
Sejumlah barang-barang kebutuhan pokok dijual di gerai Rumah Kita itu, mulai dari daging ayam beku, yang harganya berkisar dari Rp40 ribu hingga Rp50 ribu per ekor. Tak hanya itu, ada juga sejumlah kebutuhan pokok lain seperti beras, minyak goreng, gula pasir, serta mi instan.
Sejumlah barang-barang kebutuhan pokok itu, ujar dia, diantar menggunakan kapal tol laut Kendaga Nusantara 7 subsidi pemerintah yang sudah masuk ke daerah itu sejak 2017 lalu.
“Harga-harga kebutuhan pokok di sini memang sangat rendah jika dibandingkan dengan harga kebutuhan pokok yang dijual di sejumlah pasar di Lewoleba,” kata Firman.
VIce President Usaha Barang Non Komersial PT. Pelni Ridwan Mandaliko mengatakan langkah untuk menghadirkan gerai Rumah Kita karena memang harga kebutuhan pokok di sejumlah lokasi yang dilalui kapal tol laut masih tinggi walaupun sudah ada subsidi pengangkutan barang kebutuhan pokok oleh pemerintah melalui kapal tol laut.
Dia menjelaskan jika dihitung secara komersial pengangkutan barang kebutuhan pokok dari Surabaya ke Lembata per satu peti kemas berukuran 20 kaki harganya mencapai Rp8 juta.
Namun, lanjutnya, setelah disubsidi pemerintah pengangkutan barang kebutuhan pokok menggunakan kapal tol laut turun menjadi Rp3,3 juta per satu peti kemas dengan ukuran 20 kaki. “Kehadiran gerai ini merupakan upaya yang kami lakukan untuk menekan harga di daerah mengingat kehadiran tol laut belum memberikan dampak di daerah,” ujar Ridwan.
Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lembata Mikel Koli mengatakan bahwa pihaknya memang selama ini kesulitan untuk memonitor harga kebutuhan pokok di pasar walaupun para pengusaha sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Baca juga: Warga NTT sebut kapal perintis subsidi pemerintah tepat sasaran
“Kita masih kesulitan lakukan pengawasan, selama ini karena memang kami tidak bisa memilah mana barang-barang yang diangkut menggunakan kapal tol laut dan yang bukan tol laut, karena sudah tercampur,” kata dia.
Ia mengemukakan bahwa pihaknya akan terus berusaha mencari cara mengatasi permasalahan tersebut, sehingga kehadiran kapal tol laut itu benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
Baca juga: Pelni : Tiga kapal perintis layani masyarakat wilayah 3T di NTT