Kupang (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat pelaksanaan proyek Padat Karya tahun 2022 di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menyerap sebanyak 16.902 orang tenaga kerja di bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Tenaga kerja yang terserap dari pelaksanaa Padat Karya di NTT sebanyak 16.902 orang dengan nilai proyek yang terealisasi per Oktober 2022 sebesar Rp259,54 miliar," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi NTT Kemenkeu Catur Ariyanto Widodo dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin, (7/11/2022).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan dampak proyek padat karya terhadap penyerapan tenaga kerja di NTT.
Catur menjelaskan pelaksanaan Padat Karya dengan dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan bagian dari belanja Program Pemulihan Ekonomi Nasional pada klaster pemulihan ekonomi melalui Padat Karya bidang PUPR.
Melalui Padat Karya, kata dia maka masyarakat di NTT dapat memperoleh sumber penghasilan untuk menghidupkan perekonomian rumah tangga.
"Masyarakat tetap bekerja dan memperoleh penghasilan di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung," katanya.
Dengan demikian, kata dia diharapkan daya beli masyarakat tetap terjaga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah di NTT.
Lebih lanjut, ia menjelaskan pemerintah mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk bidang PUPR di NTT sebagai bagian dari strategi percepatan pemulihan ekonomi daerah.
Baca juga: Kemenkeu dampingi 12 desa di TTS kelola dana desa
Ia menyebutkan selain Padat Karya, ada juga pembangunan pariwisata dengan realisasi anggaran mencapai Rp218,06 miliar, ketahanan pangan dengan realisasi Rp693 miliar, infrastruktur konektivitas Rp334,8 miliar, dan prioritas lainnya senilai Rp316,3 miliar.
Baca juga: NTT dapat tambahan DID karena mampu kendalikan inflasi
Pembangunan di berbagai bidang ini, kita dia tentu juga menyerap tenaga kerja yang dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi di NTT.
"Tenaga kerja yang terserap dari pelaksanaa Padat Karya di NTT sebanyak 16.902 orang dengan nilai proyek yang terealisasi per Oktober 2022 sebesar Rp259,54 miliar," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi NTT Kemenkeu Catur Ariyanto Widodo dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin, (7/11/2022).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan dampak proyek padat karya terhadap penyerapan tenaga kerja di NTT.
Catur menjelaskan pelaksanaan Padat Karya dengan dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan bagian dari belanja Program Pemulihan Ekonomi Nasional pada klaster pemulihan ekonomi melalui Padat Karya bidang PUPR.
Melalui Padat Karya, kata dia maka masyarakat di NTT dapat memperoleh sumber penghasilan untuk menghidupkan perekonomian rumah tangga.
"Masyarakat tetap bekerja dan memperoleh penghasilan di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung," katanya.
Dengan demikian, kata dia diharapkan daya beli masyarakat tetap terjaga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah di NTT.
Lebih lanjut, ia menjelaskan pemerintah mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk bidang PUPR di NTT sebagai bagian dari strategi percepatan pemulihan ekonomi daerah.
Baca juga: Kemenkeu dampingi 12 desa di TTS kelola dana desa
Ia menyebutkan selain Padat Karya, ada juga pembangunan pariwisata dengan realisasi anggaran mencapai Rp218,06 miliar, ketahanan pangan dengan realisasi Rp693 miliar, infrastruktur konektivitas Rp334,8 miliar, dan prioritas lainnya senilai Rp316,3 miliar.
Baca juga: NTT dapat tambahan DID karena mampu kendalikan inflasi
Pembangunan di berbagai bidang ini, kita dia tentu juga menyerap tenaga kerja yang dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi di NTT.