Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengimbau warga yang bermukim di area bukit atau lereng agar lebih siaga terhadap potensi ancaman bencana alam dalam musim hujan.
"Ada banyak desa-desa di Flores Timur yang berada di wilayah berbukit atau lereng karena itu masyarakat harus lebih waspada terhadap bencana di saat masa peralihan musim hingga selama musim hujan ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Flores Timur Eduardo J Fernandez ketika dikonfirmasi dari Kupang, Rabu, (9/11/2022).
Ia mengatakan wilayah perbukitan atau lereng sangat rawan terjadi bencana hidrometeorologi terutama banjir bandang dan tanah longsor.
Ketika terjadi hujan dalam durasi waktu yang lama atau lebih dari satu jam serta jarak pandang objek yang sangat terbatas, kata dia maka masyarakat perlu mengevakuasi diri ke area yang lebih aman.
Wilayah Flores Timur, kata dia pernah mengalami bencana alam berupa banjir yang tersebar di dua titik di Pulau Adonara pada musim hujan 2021 lalu yang menelan puluhan korban jiwa.
Oleh sebab itu, kata dia kesiapsiagaan bencana harus ditingkatkan semua elemen masyarakat agar dampak kerugian dapat diminimalisir.
"Semua elemen kami imbau untuk lebih siap menghadapi situasi musim hujan yang rawan menimbulkan bencana alam," katanya.
Baca juga: Pengedar narkoba di Flores Timur terancam hukuman 12 tahun penjara
Eduardo mengatakan pihaknya juga telah mengimbau jajaran pemerintah daerah di tingkat kecamatan hingga desa dan kelurahan untuk mempersiapkan diri menghadapi ancaman bencana alam.
Baca juga: Dinkes Flores Timur waspadai penyebaran demam berdarah
"Koordinasi ditingkatkan sehingga jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi maka bisa mengambil tindakan yang diperlukan untuk meminimalisir dampak bencana," katanya.
"Ada banyak desa-desa di Flores Timur yang berada di wilayah berbukit atau lereng karena itu masyarakat harus lebih waspada terhadap bencana di saat masa peralihan musim hingga selama musim hujan ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Flores Timur Eduardo J Fernandez ketika dikonfirmasi dari Kupang, Rabu, (9/11/2022).
Ia mengatakan wilayah perbukitan atau lereng sangat rawan terjadi bencana hidrometeorologi terutama banjir bandang dan tanah longsor.
Ketika terjadi hujan dalam durasi waktu yang lama atau lebih dari satu jam serta jarak pandang objek yang sangat terbatas, kata dia maka masyarakat perlu mengevakuasi diri ke area yang lebih aman.
Wilayah Flores Timur, kata dia pernah mengalami bencana alam berupa banjir yang tersebar di dua titik di Pulau Adonara pada musim hujan 2021 lalu yang menelan puluhan korban jiwa.
Oleh sebab itu, kata dia kesiapsiagaan bencana harus ditingkatkan semua elemen masyarakat agar dampak kerugian dapat diminimalisir.
"Semua elemen kami imbau untuk lebih siap menghadapi situasi musim hujan yang rawan menimbulkan bencana alam," katanya.
Baca juga: Pengedar narkoba di Flores Timur terancam hukuman 12 tahun penjara
Eduardo mengatakan pihaknya juga telah mengimbau jajaran pemerintah daerah di tingkat kecamatan hingga desa dan kelurahan untuk mempersiapkan diri menghadapi ancaman bencana alam.
Baca juga: Dinkes Flores Timur waspadai penyebaran demam berdarah
"Koordinasi ditingkatkan sehingga jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi maka bisa mengambil tindakan yang diperlukan untuk meminimalisir dampak bencana," katanya.