Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengantisipasi bencana karena curah hujan tinggi.
"Kami siap siaga jika terjadi bencana. Kami sudah koordinasi dengan Dinas PUPR, TNI, Polri, pihak kecamatan dan desa untuk antisipasi kebencanaan," kata Kepala Pelaksana BPBD Manggarai Timur Petrus Subin ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Jumat, (11/11/2022).
Berdasarkan Peringatan Dini Potensi Curah Hujan Tinggi yang dikeluarkan BMKG, sebanyak empat kecamatan di Manggarai Timur berstatus Awas dan lima kecamatan berstatus Waspada.
Empat kecamatan dengan status Awas yakni Poco Ranaka Timur, Poco Ranaka, Rana Mese, dan Sambi Rampas. Sedangkan lima kecamatan yang berstatus Waspada yakni Borong, Elar, Elar Selatan, Kota Komba, dan Lamba Leda.
Selain daerah yang disebutkan BMKG, Petrus menambahkan Kecamatan Lamba Leda Selatan, Lamba Leda Timur, dan Kota Komba bagian utara yang menjadi daerah dengan risiko kejadian longsor.
Atas peringatan dini BMKG dan kewaspadaan terhadap bencana, BPBD Manggarai Timur telah melakukan rapat koordinasi beberapa waktu lalu dan menyiapkan berbagai sumber daya untuk berjaga-jaga jika terjadi bencana.
"Kami sudah identifikasi alat berat pihak ketiga. Kami kondisikan jika terjadi banjir maka alat berat itu dapat ditempatkan untuk lakukan penggusuran (material)," ungkapnya.
Petrus menjelaskan Bupati Manggarai Timur Agas Andreas telah mengeluarkan surat imbauan kesiapsiagaan terhadap bencana saat musim hujan.
Bupati Agas mengimbau masyarakat untuk waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan saat hujan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin puting beliung, genangan air, pergerakan tanah, pohon tumbang, sambaran petir, dan jalan licin.
Bupati juga meminta instansi teknis seperti BPBD, Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR, Dinas Kesehatan, serta UPTD Puskesmas untuk mengaktifkan posko siaga/tanggap darurat bencana dan bersiaga penuh 1x24 jam dalam respon tanggap darurat bencana.
Baca juga: BMKG perluas layanan informasi kebencanaan pada pelajar di NTT
"Petugas di lapangan telah melakukan sosialisasi surat imbauan bupati itu dan koordinasi dengan tingkat kecamatan dan desa untuk antisipasi kebencanaan," ujar Petrus.
Baca juga: Dua rumah rusak akibat longsor di Pulau Adonara
"Jika terjadi hujan lebat, angin kencang, masyarakat diimbau waspada. Dalam satu dua hari ini (Manggarai Timur) kering, jadi waspada kebakaran lahan atau padang," katanya memberi saran.
"Kami siap siaga jika terjadi bencana. Kami sudah koordinasi dengan Dinas PUPR, TNI, Polri, pihak kecamatan dan desa untuk antisipasi kebencanaan," kata Kepala Pelaksana BPBD Manggarai Timur Petrus Subin ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Jumat, (11/11/2022).
Berdasarkan Peringatan Dini Potensi Curah Hujan Tinggi yang dikeluarkan BMKG, sebanyak empat kecamatan di Manggarai Timur berstatus Awas dan lima kecamatan berstatus Waspada.
Empat kecamatan dengan status Awas yakni Poco Ranaka Timur, Poco Ranaka, Rana Mese, dan Sambi Rampas. Sedangkan lima kecamatan yang berstatus Waspada yakni Borong, Elar, Elar Selatan, Kota Komba, dan Lamba Leda.
Selain daerah yang disebutkan BMKG, Petrus menambahkan Kecamatan Lamba Leda Selatan, Lamba Leda Timur, dan Kota Komba bagian utara yang menjadi daerah dengan risiko kejadian longsor.
Atas peringatan dini BMKG dan kewaspadaan terhadap bencana, BPBD Manggarai Timur telah melakukan rapat koordinasi beberapa waktu lalu dan menyiapkan berbagai sumber daya untuk berjaga-jaga jika terjadi bencana.
"Kami sudah identifikasi alat berat pihak ketiga. Kami kondisikan jika terjadi banjir maka alat berat itu dapat ditempatkan untuk lakukan penggusuran (material)," ungkapnya.
Petrus menjelaskan Bupati Manggarai Timur Agas Andreas telah mengeluarkan surat imbauan kesiapsiagaan terhadap bencana saat musim hujan.
Bupati Agas mengimbau masyarakat untuk waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan saat hujan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin puting beliung, genangan air, pergerakan tanah, pohon tumbang, sambaran petir, dan jalan licin.
Bupati juga meminta instansi teknis seperti BPBD, Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR, Dinas Kesehatan, serta UPTD Puskesmas untuk mengaktifkan posko siaga/tanggap darurat bencana dan bersiaga penuh 1x24 jam dalam respon tanggap darurat bencana.
Baca juga: BMKG perluas layanan informasi kebencanaan pada pelajar di NTT
"Petugas di lapangan telah melakukan sosialisasi surat imbauan bupati itu dan koordinasi dengan tingkat kecamatan dan desa untuk antisipasi kebencanaan," ujar Petrus.
Baca juga: Dua rumah rusak akibat longsor di Pulau Adonara
"Jika terjadi hujan lebat, angin kencang, masyarakat diimbau waspada. Dalam satu dua hari ini (Manggarai Timur) kering, jadi waspada kebakaran lahan atau padang," katanya memberi saran.