Kupang (AntaraNews NTT) - Harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, mulai naik pada pekan terakhir November.
Elis Kurniawati, seorang pedagang daging ayam yag ditemui Antara di pasar Kasih Naikoten, Kota Kupang, Selasa, (27/22) mengatakan, saat ini harga daging ayam yang dijualnya sudah mencapai Rp60 ribu per ekor.
"Kalau sebelum-sebelumnya harganya hanya berkisar Rp50-52 ribu per ekor. Tetapi saat ini sudah naik menjadi Rp60 ribu per ekor," katanya.
Menurut dia, harga tersebut bisa terus naik, dan bisa saja mencapai Rp70 ribu per ekor, mengingat saat ini sudah akhir November dan sebentar lagi akan memasuki Desember atau menjelang hari besar keagamaan.
Elis juga menambahkan terjadinya lonjakan harga daging ayam di pasar tersebut karena memang harga di peternak ayam pedaging juga naik.
Anton, pedagang daging ayam di pasar tradisional Oebobo, mengatakan, hampir di semua pasar harga daging ayam memang naik.
Baca juga: Harga daging ayam mulai bergerak naik
Anton menambahkan ada dua jenis daging ayam yang dijual di Pasar Oebobo, di antaranya ayam dengan ukuran besar harganya Rp60 ribu per ekor, dan ayam dengan ukuran kecil saat ini naik menjadi Rp50 ribu per ekor dari harga sebelumnya Rp42 ribu per ekor.
"Kenaikan ayam kecil mencapai Rp8 ribu. Dan ada kemungkinan masih naik di beberapa hari ke depan," tuturnya.
Tetapi, kata dia, walaupun naik harga, permintaan akan daging ayam masih stabil. Karena memang bagi beberapa pedagang kenaikan harga daging ayam itu hal biasa menjelang perayaan hari raya keagamaan seperti Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Kenaikan harga daging ayam itu mendapat tanggapan beragam dari para pembeli.
Nia, ibu rumah tangga dari Oebufu, Kota Kupang mengaku kaget dengan kenaikan harga daging ayam yang sangat drastis tersebut. "Saya pikir masih berkisar Rp50-Rp52 ribu per ekor. Ternyata sudah naik jauh. Ya sudah terpaksa beli saja, daripada tak ada lauk," ujarnya.
Apalagi, kata dia di musim hujan saat ini sulit mendapatkan ikan segar yang dijual di sejumlah pasar di kota tersebut.
Baca juga: Harga daging ayam berangsur turun
Elis Kurniawati, seorang pedagang daging ayam yag ditemui Antara di pasar Kasih Naikoten, Kota Kupang, Selasa, (27/22) mengatakan, saat ini harga daging ayam yang dijualnya sudah mencapai Rp60 ribu per ekor.
"Kalau sebelum-sebelumnya harganya hanya berkisar Rp50-52 ribu per ekor. Tetapi saat ini sudah naik menjadi Rp60 ribu per ekor," katanya.
Menurut dia, harga tersebut bisa terus naik, dan bisa saja mencapai Rp70 ribu per ekor, mengingat saat ini sudah akhir November dan sebentar lagi akan memasuki Desember atau menjelang hari besar keagamaan.
Elis juga menambahkan terjadinya lonjakan harga daging ayam di pasar tersebut karena memang harga di peternak ayam pedaging juga naik.
Anton, pedagang daging ayam di pasar tradisional Oebobo, mengatakan, hampir di semua pasar harga daging ayam memang naik.
Baca juga: Harga daging ayam mulai bergerak naik
Anton menambahkan ada dua jenis daging ayam yang dijual di Pasar Oebobo, di antaranya ayam dengan ukuran besar harganya Rp60 ribu per ekor, dan ayam dengan ukuran kecil saat ini naik menjadi Rp50 ribu per ekor dari harga sebelumnya Rp42 ribu per ekor.
"Kenaikan ayam kecil mencapai Rp8 ribu. Dan ada kemungkinan masih naik di beberapa hari ke depan," tuturnya.
Tetapi, kata dia, walaupun naik harga, permintaan akan daging ayam masih stabil. Karena memang bagi beberapa pedagang kenaikan harga daging ayam itu hal biasa menjelang perayaan hari raya keagamaan seperti Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Kenaikan harga daging ayam itu mendapat tanggapan beragam dari para pembeli.
Nia, ibu rumah tangga dari Oebufu, Kota Kupang mengaku kaget dengan kenaikan harga daging ayam yang sangat drastis tersebut. "Saya pikir masih berkisar Rp50-Rp52 ribu per ekor. Ternyata sudah naik jauh. Ya sudah terpaksa beli saja, daripada tak ada lauk," ujarnya.
Apalagi, kata dia di musim hujan saat ini sulit mendapatkan ikan segar yang dijual di sejumlah pasar di kota tersebut.
Baca juga: Harga daging ayam berangsur turun