Kupang (ANTARA News NTT) - Antropolog Budaya dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Pater Gregor Neonbasu SVD PhD menilai wajar para mahasiswa menjadi sasaran imbauan partai politik untuk tidak golput pada Pemilu 2019.
"Saya pikir wajar-wajar saja para mahasiswa menjadi sasaran imbauan parpol karena ada sementara pengamat yang mengatakan bahwa kaum muda pada Pemilu 2019 akan tidak secara sungguh-sungguh memperhatikan pesta demokrasi tersebut," kata Pater Gregor Neonbasu SVD PhD, di Kupang, Rabu (5/12).
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan pernyataan Ketua Garda Muda NasDem Prananda Surya Paloh yang mengimbau para mahasiswa untuk tidak golput pada Pemilu 2019, dan kenapa mahasiswa menjadi sasaran imbauan partai politik itu.
Ketua Garda Pemuda NasDem Prananda Surya Paloh mengimbau para mahasiswa untuk tidak golput pada Pemilu 2019 saat memberikan kuliah umum di Kampus Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Jumat (30/11).
"Saya pikir wajar-wajar saja dan sikap mahasiswa tersebut, sebetulnya sangat wajar oleh karena konstelasi perpolitikan kita akhir-akhir ini justru hanya itu-itu saja," kata anggota Institut Antropos Jerman itu.
Contohnya, kata dia lagi, isi kampanye partai politik dan cara meyakinkan warga masyarakat tidak ada yang prospektif.
Baca juga: GP NasDem ajak mahasiswa Undana jangan golput
Isi kampanye hanya membeberkan seadanya tanpa argumentasi untuk menghasilkan sesuatu secara lebih kreatif atau tidak ada hal baru bahkan saling menyerang.
"Kata-kata politik juga tidak ada yang baru, paling-paling saling memojokkan, cenderung ke black campaign, tidak ada visi spektakuler untuk membuat pembaruan, hanya mengulang-ulang yang lama-lama saja," katanya pula.
Mengenai hubungan mahasiswa dengan partai politik, menurut dia, hubungan sudah mulai renggang.
"Anda bisa benar bahwa hubungan mahasiswa dengan partai politik sudah mulai renggang, dan jika seperti itu, maka yang harus dicari adalah penyebabnya dan strategi apa yang perlu untuk mengakrabkan mahasiswa dengan partai politik," katanya lagi.
Menurut dia, jawaban terhadap pertanyaan ini bukan berarti kampanye di kampus sangat perlu. Justru yang harus diperhatikan di kampus adalah penjelasan ilmiah mengenai partai politik.
"Terutama mengenai strategi-strategi politik parpol untuk menarik minat warga masyarakat dan terlebih kalangan muda, dan dalam hal ini para mahasiswa," kata Neonbasu.
Selain itu, sebaiknya partai politik yang masuk kampus, bukan untuk berkampanye, melainkan menyampaikan usaha-usaha parpol mengatasi korupsi misalnya.
"Seiring dengan itu pula, partai politik harus memperlihatkan strategi dan pola yang sedang digunakan untuk membangun dan mengatasi korupsi," demikian rohaniawan Katolik itu.
Baca juga: Wali Kota Kupang ajak masyarakat jangan golput
"Saya pikir wajar-wajar saja para mahasiswa menjadi sasaran imbauan parpol karena ada sementara pengamat yang mengatakan bahwa kaum muda pada Pemilu 2019 akan tidak secara sungguh-sungguh memperhatikan pesta demokrasi tersebut," kata Pater Gregor Neonbasu SVD PhD, di Kupang, Rabu (5/12).
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan pernyataan Ketua Garda Muda NasDem Prananda Surya Paloh yang mengimbau para mahasiswa untuk tidak golput pada Pemilu 2019, dan kenapa mahasiswa menjadi sasaran imbauan partai politik itu.
Ketua Garda Pemuda NasDem Prananda Surya Paloh mengimbau para mahasiswa untuk tidak golput pada Pemilu 2019 saat memberikan kuliah umum di Kampus Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Jumat (30/11).
"Saya pikir wajar-wajar saja dan sikap mahasiswa tersebut, sebetulnya sangat wajar oleh karena konstelasi perpolitikan kita akhir-akhir ini justru hanya itu-itu saja," kata anggota Institut Antropos Jerman itu.
Contohnya, kata dia lagi, isi kampanye partai politik dan cara meyakinkan warga masyarakat tidak ada yang prospektif.
Baca juga: GP NasDem ajak mahasiswa Undana jangan golput
Isi kampanye hanya membeberkan seadanya tanpa argumentasi untuk menghasilkan sesuatu secara lebih kreatif atau tidak ada hal baru bahkan saling menyerang.
"Kata-kata politik juga tidak ada yang baru, paling-paling saling memojokkan, cenderung ke black campaign, tidak ada visi spektakuler untuk membuat pembaruan, hanya mengulang-ulang yang lama-lama saja," katanya pula.
Mengenai hubungan mahasiswa dengan partai politik, menurut dia, hubungan sudah mulai renggang.
"Anda bisa benar bahwa hubungan mahasiswa dengan partai politik sudah mulai renggang, dan jika seperti itu, maka yang harus dicari adalah penyebabnya dan strategi apa yang perlu untuk mengakrabkan mahasiswa dengan partai politik," katanya lagi.
Menurut dia, jawaban terhadap pertanyaan ini bukan berarti kampanye di kampus sangat perlu. Justru yang harus diperhatikan di kampus adalah penjelasan ilmiah mengenai partai politik.
"Terutama mengenai strategi-strategi politik parpol untuk menarik minat warga masyarakat dan terlebih kalangan muda, dan dalam hal ini para mahasiswa," kata Neonbasu.
Selain itu, sebaiknya partai politik yang masuk kampus, bukan untuk berkampanye, melainkan menyampaikan usaha-usaha parpol mengatasi korupsi misalnya.
"Seiring dengan itu pula, partai politik harus memperlihatkan strategi dan pola yang sedang digunakan untuk membangun dan mengatasi korupsi," demikian rohaniawan Katolik itu.
Baca juga: Wali Kota Kupang ajak masyarakat jangan golput