Kupang (ANTARA News NTT) - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Jelamu mengatakan rencana pemerintah provinsi menaikkan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo (TNK) sebagai bentuk apresiasi terhadap keunikan satwa purba Komodo itu sendiri.
"Pesan utamanya itu bahwa rencana kenaikan tarif ini sebagai bentuk apresiasi kita terhadap keunikan satwa Komodo yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia," katanya kepada Antara di Kupang, Kamis (6/12).
Ia mengemukakan hal itu berkaitan rencana Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur ikut ambil bagian dalam pengelolaan Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat dan berencana menaikan tarif masuk bagi setiap wisatawan ke TNK.
Pemerintahan Gubernur NTT Viktor Laiskodat mematok nilai tarif masuk bagi wisatawan asing ke TNK sebesar 500 dolar AS atau setara dengan Rp 7,2 juta per orang, sedang bagi wisatawan nusantara dipatok 100 dolar AS atau setara Rp 1,4 juta per orang..
Menurut Marius, rencana kenaikan tarif ini merupakan hal yang wajar karena Taman Nasional Komodo tidak ada di belahan dunia manapun. "Yang namanya unik dan langka pasti mahal harganya," katanya menegaskan.
Ia menambahkan "Kita tidak bisa menyamakan Komodo (varanus komodoensis) dengan taman nasional lain di Indonesia, karena di sana berdiam ribuan binatang purba raksasa Komodo yang hanya satu-satunya di dunia".
Seekor komodo (Varanus komodoensis) berjalan di Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT, Kamis (29/11/2018). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)
Menurut dia, dari segi ilmu pengetahuan, binatang dengan nama ilmiahnya varanus komodoensis ini adalah saksi sejarah yang hidup tentang kehidupan fauna pada ribuan hingga jutaan tahun silam.
Para ilmuwan, lanjutnya, bahkan bisa menggali bagaimana karakteristik kehidupan di masa lampau melalui kehadiran bintang purba ini..
Kehadiran Komodo itu sebetulnya memberikan penerangan kepada umat manusia bahwa kehidupan yang jauh di masa lampau masih ada hingga saat ini. "Dan ini sangat mahal dari sisi ilmu pengetahuan bahkan tidak bisa dinilai dengan uang," katanya menegaskan.
Ia mengatakan gagasan Gubernur NTT Viktor Laiskodat untuk menaikkan tarif ini sebenarnya membuka cakrawala pemikiran berbagai kalangan agar menghargai keunikan destinasi wisata yang dimiliki Nusa Tenggara Timur.
"Jadi itu pesannya, karena memang Komodo ini sangat istimewa maka kita patut menghargai keistimewaannya, bukan pada persoalan besar dan kecilnya biaya masuk," demikian Marius Jelamu.
Sejumlah wisatawan mendaki Puncak Bukit Pulau Padar untuk menyaksikan panorama alam Taman Nasional Komodo (TNK), di Manggarai Barat, NTT, Kamis (29/11/2018). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)
"Pesan utamanya itu bahwa rencana kenaikan tarif ini sebagai bentuk apresiasi kita terhadap keunikan satwa Komodo yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia," katanya kepada Antara di Kupang, Kamis (6/12).
Ia mengemukakan hal itu berkaitan rencana Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur ikut ambil bagian dalam pengelolaan Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat dan berencana menaikan tarif masuk bagi setiap wisatawan ke TNK.
Pemerintahan Gubernur NTT Viktor Laiskodat mematok nilai tarif masuk bagi wisatawan asing ke TNK sebesar 500 dolar AS atau setara dengan Rp 7,2 juta per orang, sedang bagi wisatawan nusantara dipatok 100 dolar AS atau setara Rp 1,4 juta per orang..
Menurut Marius, rencana kenaikan tarif ini merupakan hal yang wajar karena Taman Nasional Komodo tidak ada di belahan dunia manapun. "Yang namanya unik dan langka pasti mahal harganya," katanya menegaskan.
Ia menambahkan "Kita tidak bisa menyamakan Komodo (varanus komodoensis) dengan taman nasional lain di Indonesia, karena di sana berdiam ribuan binatang purba raksasa Komodo yang hanya satu-satunya di dunia".
Para ilmuwan, lanjutnya, bahkan bisa menggali bagaimana karakteristik kehidupan di masa lampau melalui kehadiran bintang purba ini..
Kehadiran Komodo itu sebetulnya memberikan penerangan kepada umat manusia bahwa kehidupan yang jauh di masa lampau masih ada hingga saat ini. "Dan ini sangat mahal dari sisi ilmu pengetahuan bahkan tidak bisa dinilai dengan uang," katanya menegaskan.
Ia mengatakan gagasan Gubernur NTT Viktor Laiskodat untuk menaikkan tarif ini sebenarnya membuka cakrawala pemikiran berbagai kalangan agar menghargai keunikan destinasi wisata yang dimiliki Nusa Tenggara Timur.
"Jadi itu pesannya, karena memang Komodo ini sangat istimewa maka kita patut menghargai keistimewaannya, bukan pada persoalan besar dan kecilnya biaya masuk," demikian Marius Jelamu.