Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur menjamin wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo dapat berwisata dengan nyaman karena setelah adanya sertifikat eliminasi malaria yang diperoleh pemerintah kabupaten setempat.
"Adanya sertifikat ini bisa membuat mereka yang datang terutama dari Eropa lebih aman dan nyaman. Tentunya ini semakin menarik wisatawan untuk datang ke Labuan Bajo," kata Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng di Labuan Bajo, Selasa (13/12)
Berbagai upaya untuk mempertahankan status eliminasi malaria itu telah dilakukan oleh pemerintah daerah bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait.
Instruksi bupati untuk memperkuat surveilans migrasi malaria sebagai program peningkatan kewaspadaan terhadap timbulnya kasus malaria pun telah dikeluarkan. Selain itu koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas IV Labuan Bajo terus berjalan untuk pengawasan pada pintu-pintu keluar.
"Kita harus mempertahankan sertifikat eliminasi malaria ini agar orang nyaman berkunjung dan berwisata di daerah ini," kata Weng.
Status eliminasi malaria yang diperoleh oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat telah memenuhi beberapa tahapan penilaian.
Penilaian itu mencakup penilaian sendiri tentang kesiapan kabupaten untuk memenuhi 11 indikator dalam penilaian eliminasi malaria. Selanjutnya ada tiga indikator utama sebagai syarat mutlak yakni Annual Parasite Incidence kurang dari 1 per 1000 penduduk, Slide Positive Rate kurang dari lima persen, dan tidak ada kasus indigenous atau penularan setempat.
Baca juga: Kasus malaria global meningkat lebih lambat pada 2021, menurut WHO
Baca juga: KKP Labuan Bajo perkuat Surveilans Migrasi Malaria di pintu-pintu masuk
Weng menjelaskan tiga indikator itu harus dipertahankan selama tiga tahun berturut-turut. Itulah mengapa Pemkab Manggarai Barat mengintensifkan upaya eliminasi malaria sejak 2019 hingga 2022.
Selanjutnya untuk menentukan daerah itu memenuhi syarat eliminasi malaria maka dilakukan uji petik guna mengecek validasi dokumen dan sidang eliminasi oleh Komisi Penilaian Eliminasi Malaria.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai ini berharap dukungan semua pihak untuk tetap mempertahankan status itu agar dapat menjadi jaminan kenyamanan bagi siapa saja yang berkunjung ke Labuan Bajo.
"Jika ada warga yang datang dari wilayah endemik, wajib periksa darahnya. Kita harus mempertahankan ini," katanya berharap.
Kepala KKP Kelas IV Labuan Bajo Bernadinus Darma menyatakan kesiapan KKP untuk mendukung pemerintah daerah dalam pengawasan pada pintu-pintu masuk baik di pelabuhan maupun bandara.
Dia mengatakan KKP memiliki jejaring surveilans antar KKP yang dapat memudahkan pelacakan dan pengawasan terhadap para penumpang yang turun dari kapal dan atau pesawat.
"Kami pastikan melakukan surveilans migrasi malaria rutin untuk mendeteksi dan memutus rantai penularan malaria," katanya menegaskan.
"Adanya sertifikat ini bisa membuat mereka yang datang terutama dari Eropa lebih aman dan nyaman. Tentunya ini semakin menarik wisatawan untuk datang ke Labuan Bajo," kata Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng di Labuan Bajo, Selasa (13/12)
Berbagai upaya untuk mempertahankan status eliminasi malaria itu telah dilakukan oleh pemerintah daerah bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait.
Instruksi bupati untuk memperkuat surveilans migrasi malaria sebagai program peningkatan kewaspadaan terhadap timbulnya kasus malaria pun telah dikeluarkan. Selain itu koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas IV Labuan Bajo terus berjalan untuk pengawasan pada pintu-pintu keluar.
"Kita harus mempertahankan sertifikat eliminasi malaria ini agar orang nyaman berkunjung dan berwisata di daerah ini," kata Weng.
Status eliminasi malaria yang diperoleh oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat telah memenuhi beberapa tahapan penilaian.
Penilaian itu mencakup penilaian sendiri tentang kesiapan kabupaten untuk memenuhi 11 indikator dalam penilaian eliminasi malaria. Selanjutnya ada tiga indikator utama sebagai syarat mutlak yakni Annual Parasite Incidence kurang dari 1 per 1000 penduduk, Slide Positive Rate kurang dari lima persen, dan tidak ada kasus indigenous atau penularan setempat.
Baca juga: Kasus malaria global meningkat lebih lambat pada 2021, menurut WHO
Baca juga: KKP Labuan Bajo perkuat Surveilans Migrasi Malaria di pintu-pintu masuk
Weng menjelaskan tiga indikator itu harus dipertahankan selama tiga tahun berturut-turut. Itulah mengapa Pemkab Manggarai Barat mengintensifkan upaya eliminasi malaria sejak 2019 hingga 2022.
Selanjutnya untuk menentukan daerah itu memenuhi syarat eliminasi malaria maka dilakukan uji petik guna mengecek validasi dokumen dan sidang eliminasi oleh Komisi Penilaian Eliminasi Malaria.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai ini berharap dukungan semua pihak untuk tetap mempertahankan status itu agar dapat menjadi jaminan kenyamanan bagi siapa saja yang berkunjung ke Labuan Bajo.
"Jika ada warga yang datang dari wilayah endemik, wajib periksa darahnya. Kita harus mempertahankan ini," katanya berharap.
Kepala KKP Kelas IV Labuan Bajo Bernadinus Darma menyatakan kesiapan KKP untuk mendukung pemerintah daerah dalam pengawasan pada pintu-pintu masuk baik di pelabuhan maupun bandara.
Dia mengatakan KKP memiliki jejaring surveilans antar KKP yang dapat memudahkan pelacakan dan pengawasan terhadap para penumpang yang turun dari kapal dan atau pesawat.
"Kami pastikan melakukan surveilans migrasi malaria rutin untuk mendeteksi dan memutus rantai penularan malaria," katanya menegaskan.