Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai menyusun strategis guna mengatasi penularan penyakit Malaria, AIDS dan Tuberkulosis pada 2023 guna mewujudkan masyarakat yang sehat.
"Pemerintah Kabupaten Kupang sedang menyusun berbagai strategi dalam rangka pencegahan dan pengendalian AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (ATM) dengan melibatkan berbagai mitra terkait," kata Plt Sekretaris Daerah Kabupaten Kupang, Novita Foenay saat membuka kegiatan rapat koordinasi penanganan pencegahan dan pengendalian AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (ATM) dilakukan Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) perwakilan Provinsi NTT di Oelamasi, Kamis, (17/11/2022).
Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Kupang sangat berkomitmen dalam melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (ATM) yang terjadi di kabupaten itu.
Novita Foenay mengucapkan terima kasih kepada Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia Perwakilan wilayah Provinsi NTT melalui program resilient and sustainable system for health (RSSH) guna menguatkan komitmen Pemerintah Daerah dan mitra dalam upaya penanganan ATM.
Dia menegaskan Pemerintah Kabupaten Kupang juga telah menetapkan konsensus dalam rangka menentukan intervensi terhadap prioritas masalah, sehingga masing-masing komponen penyakit telah menetapkan strategi dan rencana aksi untuk penanganan ATM pada 2023.
"Pertemuan ini merupakan bagian dari pembinaan dan sekaligus penguatan kapasitas terutama bagi perencanaan sumber daya di daerah dalam pembangunan kesehatan, khususnya pencegahan dan pengendalian AIDS, tuberkulosis dan malaria," kata Novita Foenay.
"Mari sama-sama kita mencegah dan mengendalikan ATM menuju eliminasi di tahun 2030," ajak Novita Foenay menambahkan.
Sementara Ketua Tim RSSH Asosiasi Dinas Kesehatan Perwakilan Provinsi NTT Dr.dr.Hyronimus Agustinus Fernandez dalam mengatasi dalam melakukan upaya pencegahan dan pengendalian AIDS, tuberkulosis dan malaria dibutuhkan kerja sama antar lintas sektor terkait.
"Kehadiran kami untuk melihat apa saja masalah kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten Kupang," kata Hyronimus Agustius Fernandez.
Ia berharap semua sektor terkait di Kabupaten Kupang untuk dapat mengalokasikan anggarannya untuk penanganan ATM dengan program yang tepat.
"Terutama AIDS dan TBC wajib dianggarkan Pemda sebab merupakan standar pelayanan minimal bidang kesehatan kabupaten/kota," kata Hyronimus Agustius Fernandez.
Ia berharap Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Kupang untuk mengidentifikasi sektor-sektor apa saja yang perlu membiayai ketiga penyakit menular ini dengan fokus dan lokusnya harus yang jelas.
Baca juga: Bupati Nagekeo minta dinkes perkuat basis data penanganan malaria
Baca juga: Kasus malaria di NTT menurun signifikan