Kupang (ANTARA News NTT) - Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Timur menanam 7.000 anakan kelor di Desa Naibonat, Kabupaten Kupang dalam mendukung program revolusi hijau yang digagas pemerintahan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat.
"Untuk mendukung gerakan revolusi hijau ini, kami telah menyiapkan lahan kosong di Naibonat seluas sekitar 6 hektare untuk menanam 7.000 anakan kelor," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT Willem Foni di Kupang, Sabtu (8/12).
Ia mengatakan kegiatan penanaman kelor ini telah diawali secara simbolis oleh Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi di sekitar Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Naibonat pada Jumat (7/12) kemarin.
Selanjutnya, ribuan anakan kelor ini akan ditanam para pegawai Dinas Sosial bersama warga di panti sosial serta anggota Tagana.
Willem mengatakan, penanaman kelor ini merupakan bagian dari wujud gerakan revolusi hijau yang dirintis pemerintahan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Wakilnya Josef Nae Soi.
"Untuk gerakan ini kami di setiap instansi teknis juga diwajibkan menanam kelor dengan memamnfaatkan lahan-lahan kosong yang ada," ujarnya.
Ia mengatakan, hasil dari tanaman kelor itu nantinya akan dimanfaatkan sebagai konsumsi untuk perbaikan gizi maupun dijual untuk menunjang perekonomian terutama warga di panti sosial tersebut.
Sebelumnya, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengemukakan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan pemerintah provinsi telah diwajibkan menanam sedikitnya 1.000 anakan kelor, serta pemerintahan di tingkat bawah antara 200 - 500 anakan kelor.
Baca juga: Setiap OPD wajib tanam 1.000 kelor
Baca juga: Artikel - Menanti wujud gerakan Revolusi Hijau di NTT
"Untuk mendukung gerakan revolusi hijau ini, kami telah menyiapkan lahan kosong di Naibonat seluas sekitar 6 hektare untuk menanam 7.000 anakan kelor," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT Willem Foni di Kupang, Sabtu (8/12).
Ia mengatakan kegiatan penanaman kelor ini telah diawali secara simbolis oleh Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi di sekitar Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Naibonat pada Jumat (7/12) kemarin.
Selanjutnya, ribuan anakan kelor ini akan ditanam para pegawai Dinas Sosial bersama warga di panti sosial serta anggota Tagana.
Willem mengatakan, penanaman kelor ini merupakan bagian dari wujud gerakan revolusi hijau yang dirintis pemerintahan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Wakilnya Josef Nae Soi.
"Untuk gerakan ini kami di setiap instansi teknis juga diwajibkan menanam kelor dengan memamnfaatkan lahan-lahan kosong yang ada," ujarnya.
Ia mengatakan, hasil dari tanaman kelor itu nantinya akan dimanfaatkan sebagai konsumsi untuk perbaikan gizi maupun dijual untuk menunjang perekonomian terutama warga di panti sosial tersebut.
Sebelumnya, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengemukakan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan pemerintah provinsi telah diwajibkan menanam sedikitnya 1.000 anakan kelor, serta pemerintahan di tingkat bawah antara 200 - 500 anakan kelor.
Baca juga: Setiap OPD wajib tanam 1.000 kelor
Baca juga: Artikel - Menanti wujud gerakan Revolusi Hijau di NTT