Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengidentifikasi luas lahan pertanian warga yang terserang hama putih dan walang sangit sehingga mengancam produktivitas pertanian warga.
"Petugas sudah turun ke Kecamatan Lembor dan Boleng untuk memantau dan identifikasi luas lahan yang terserang dua jenis hama itu agar bisa segera dilaporkan dan diberi pestisida. Kalau di Sawah Walang kami baru dapat info ini," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat Laurensius Halu di Labuan Bajo, NTT, Jumat, (13/1/2023).
Dia mengatakan kondisi cuaca yang tidak menentu di Manggarai Barat menyebabkan lahan pertanian rentan terhadap hama dan penyakit.
Sebanyak 105 orang penyuluh pertanian dan petugas telah digerakkan ke seluruh desa untuk memantau dan melaporkan kejadian tersebut ke Klinik Konsultasi Penanaman dan Pengendalian Hama yang ada. Pihaknya pun telah menyiapkan pestisida untuk dibagikan gratis kepada kelompok tani dan masyarakat sesuai jenis serangan yang terjadi di lapangan.
Dari data yang ada, kata dia, lahan sawah di Manggarai Barat hasil pemetaan pertanian pangan berkelanjutan seluas 16.824 hektare dengan produktivitas pertanian sebesar 5,5-5,8 ton per hektare sekali panen.
Laurentius mengatakan produktivitas pertanian masih bisa dipacu untuk menghasilkan enam ton per hektare, tentunya dengan menjaga kondisi lahan pertanian bebas dari hama dan penyakit.
"Pemerintah siap melakukan pengendalian pemberantasan hama penyakit itu," katanya.
Doroteus Jenusi (55), warga Desa Compang Longgo, Kecamatan Komodo, mengeluhkan penurunan produktivitas akibat tiga jenis hama yang menyerang lahan pertanian miliknya. Dia mengatakan Sawah Walang di desa tersebut masuk menjadi salah satu lahan pertanian sawah yang cukup subur. Namun hama keong, walang sangit, dan tikus menjadi ancaman bagi produktivitas lahan pertanian tersebut. Belum lagi pengaruh dari sistem perairan yang juga menjadi masalah saat ini.
"Dari 12 karung idealnya sekali panen, kali ini saya hanya dapat empat karung," keluhnya.
Menurutnya, para petani tidak memiliki pengetahuan yang mumpuni terkait pengendalian hama. Jika ada hama keong yang mulai menyerang lahan pertanian, mereka biasa membeli obat tikus di toko-toko kecil. Namun mereka tidak tahu cara mengantisipasi hama tikus.
Para petani pun berharap pemerintah daerah bisa segera membantu mengendalikan beberapa jenis hama tersebut. Dengan demikian mereka bisa mendapatkan jumlah padi yang cukup dalam panen kedua dalam tahun ini.
Baca juga: Pemkab Sikka kendalian hama ulat grayak
Baca juga: Sumba Timur lakukan upaya pengendalian hama belalang
"Petugas sudah turun ke Kecamatan Lembor dan Boleng untuk memantau dan identifikasi luas lahan yang terserang dua jenis hama itu agar bisa segera dilaporkan dan diberi pestisida. Kalau di Sawah Walang kami baru dapat info ini," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat Laurensius Halu di Labuan Bajo, NTT, Jumat, (13/1/2023).
Dia mengatakan kondisi cuaca yang tidak menentu di Manggarai Barat menyebabkan lahan pertanian rentan terhadap hama dan penyakit.
Sebanyak 105 orang penyuluh pertanian dan petugas telah digerakkan ke seluruh desa untuk memantau dan melaporkan kejadian tersebut ke Klinik Konsultasi Penanaman dan Pengendalian Hama yang ada. Pihaknya pun telah menyiapkan pestisida untuk dibagikan gratis kepada kelompok tani dan masyarakat sesuai jenis serangan yang terjadi di lapangan.
Dari data yang ada, kata dia, lahan sawah di Manggarai Barat hasil pemetaan pertanian pangan berkelanjutan seluas 16.824 hektare dengan produktivitas pertanian sebesar 5,5-5,8 ton per hektare sekali panen.
Laurentius mengatakan produktivitas pertanian masih bisa dipacu untuk menghasilkan enam ton per hektare, tentunya dengan menjaga kondisi lahan pertanian bebas dari hama dan penyakit.
"Pemerintah siap melakukan pengendalian pemberantasan hama penyakit itu," katanya.
Doroteus Jenusi (55), warga Desa Compang Longgo, Kecamatan Komodo, mengeluhkan penurunan produktivitas akibat tiga jenis hama yang menyerang lahan pertanian miliknya. Dia mengatakan Sawah Walang di desa tersebut masuk menjadi salah satu lahan pertanian sawah yang cukup subur. Namun hama keong, walang sangit, dan tikus menjadi ancaman bagi produktivitas lahan pertanian tersebut. Belum lagi pengaruh dari sistem perairan yang juga menjadi masalah saat ini.
"Dari 12 karung idealnya sekali panen, kali ini saya hanya dapat empat karung," keluhnya.
Menurutnya, para petani tidak memiliki pengetahuan yang mumpuni terkait pengendalian hama. Jika ada hama keong yang mulai menyerang lahan pertanian, mereka biasa membeli obat tikus di toko-toko kecil. Namun mereka tidak tahu cara mengantisipasi hama tikus.
Para petani pun berharap pemerintah daerah bisa segera membantu mengendalikan beberapa jenis hama tersebut. Dengan demikian mereka bisa mendapatkan jumlah padi yang cukup dalam panen kedua dalam tahun ini.
Baca juga: Pemkab Sikka kendalian hama ulat grayak
Baca juga: Sumba Timur lakukan upaya pengendalian hama belalang