Kupang (ANTARA) - Oma Felice Tina tak kuasa menahan tangis haru saat Kepala Kanwil Kemenkumham NTT, Marciana Dominika Jone memberinya bingkisan berupa bantuan sembako.
Terlebih, Marciana juga tak sungkan memapah Oma Felice untuk duduk di kursi, membantu menyeka air matanya, memeluk dan mendoakan dirinya agar selalu sehat.
Di usianya yang sudah sangat tua dan uzur, warga Kabupaten Kupang ini tinggal sebatang kara di sebuah gubuk reot. Tak heran, sebuah perhatian kecil dan bantuan sederhana pun terasa begitu berarti baginya.
Felice Tina bukan satu-satunya lansia penerima bantuan sembako yang dibagikan dalam rangka Hari Bhakti Imigrasi (HBI) ke-73, Senin (23/01).
Di sekitar tempat tinggalnya, masih ada empat lansia lagi yang diberikan bantuan. Salah satunya bahkan diketahui sedang sakit dan belum mendapatkan pengobatan.
"Kondisi mereka sangat memprihatinkan dan mereka memang sangat membutuhkan uluran tangan dan kasih dari kita," ujar Kakanwil Kemenkumham NTT Marciana.
Di tengah perjalanan menuju Kota Kupang dari Kabupaten Kupang, Marciana kembali bertemu dengan lansia bernama Adriana Haning Mesakh.
Di usianya yang sudah menginjak 75 tahun, Adriana masih giat menjual garam. Raut wajahnya seketika sumringah saat Marciana membeli seluruh garam yang dibawanya dan juga memberinya sembako.
Baca juga: Kemenkumham NTT sumbangkan 80 katong darah dalam aksi donor darah
Senyum kebahagiaan yang sama tergurat pula pada wajah Oma Ester. Ketika sedang berkeliling menjual pisang, Marciana menghampirinya untuk membeli pisang-pisangnya sekaligus memberinya sembako.
Tidak hanya sampai di situ, perjalanan untuk membagikan sembako kembali terhenti pada sebuah gubuk kecil di daerah Sikumana, Kota Kupang.
Di sekitar gubuk, penuh dengan botol-botol dan gelas plastik hasil memulung oleh si empunya gubuk. Tanpa diduga, pemilik gubuk baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas.
Penanganan medis tidak bisa didapatkan secara optimal karena ketiadaan kartu identitas dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Permasalahan yang sama juga ditemukan Marciana pada saat membagikan bantuan sembako di Desa Oenoni, Kota Kupang.
Masih banyak warga di desa itu yang belum memiliki KIS, bahkan belum memiliki kartu identitas seperti KTP, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran Anak karena telah hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan.
Baca juga: PMI berikan piagam penghargaan untuk Kemenkumham NTT
"Kedepan kami tidak hanya sekedar membagikan sembako. Tapi juga membawa tenaga medis untuk memberikan bantuan pengobatan bagi masyarakat yang membutuhkan," ujarnya.
Marciana juga berkomitmen untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kota Kupang khususnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil agar dapat melakukan pendataan terhadap warga yang belum memiliki kartu identitas.
Dengan harapan, warga tersebut bisa mendapatkan pelayanan administrasi kependudukan sehingga terdata dengan baik.
Secara keseluruhan, ada sebanyak 66 kantong sembako yang dibagikan kepada masyarakat tidak mampu dan lansia pada beberapa titik di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang dalam rangka HBI ke-73.
Masing-masing kantong sembako terdiri dari beras, mie instan, telur, gula pasir, minyak goreng, dan sabun cuci.
Selain itu, jajaran Kanwil Kemenkumham NTT bersama UPT Pemasyarakatan dan UPT Keimigrasian se-Kota Kupang juga memberikan bantuan sembako kepada empat Panti Asuhan yakni Panti Asuhan Katolik Sonaf Maneka, Panti Asuhan Katolik Bhakti Luhur, Panti Asuhan Muslim Putra Aisyiyah, dan Panti Asuhan Kristen Petra
Terlebih, Marciana juga tak sungkan memapah Oma Felice untuk duduk di kursi, membantu menyeka air matanya, memeluk dan mendoakan dirinya agar selalu sehat.
Di usianya yang sudah sangat tua dan uzur, warga Kabupaten Kupang ini tinggal sebatang kara di sebuah gubuk reot. Tak heran, sebuah perhatian kecil dan bantuan sederhana pun terasa begitu berarti baginya.
Felice Tina bukan satu-satunya lansia penerima bantuan sembako yang dibagikan dalam rangka Hari Bhakti Imigrasi (HBI) ke-73, Senin (23/01).
Di sekitar tempat tinggalnya, masih ada empat lansia lagi yang diberikan bantuan. Salah satunya bahkan diketahui sedang sakit dan belum mendapatkan pengobatan.
"Kondisi mereka sangat memprihatinkan dan mereka memang sangat membutuhkan uluran tangan dan kasih dari kita," ujar Kakanwil Kemenkumham NTT Marciana.
Di tengah perjalanan menuju Kota Kupang dari Kabupaten Kupang, Marciana kembali bertemu dengan lansia bernama Adriana Haning Mesakh.
Di usianya yang sudah menginjak 75 tahun, Adriana masih giat menjual garam. Raut wajahnya seketika sumringah saat Marciana membeli seluruh garam yang dibawanya dan juga memberinya sembako.
Baca juga: Kemenkumham NTT sumbangkan 80 katong darah dalam aksi donor darah
Senyum kebahagiaan yang sama tergurat pula pada wajah Oma Ester. Ketika sedang berkeliling menjual pisang, Marciana menghampirinya untuk membeli pisang-pisangnya sekaligus memberinya sembako.
Tidak hanya sampai di situ, perjalanan untuk membagikan sembako kembali terhenti pada sebuah gubuk kecil di daerah Sikumana, Kota Kupang.
Di sekitar gubuk, penuh dengan botol-botol dan gelas plastik hasil memulung oleh si empunya gubuk. Tanpa diduga, pemilik gubuk baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas.
Penanganan medis tidak bisa didapatkan secara optimal karena ketiadaan kartu identitas dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Permasalahan yang sama juga ditemukan Marciana pada saat membagikan bantuan sembako di Desa Oenoni, Kota Kupang.
Masih banyak warga di desa itu yang belum memiliki KIS, bahkan belum memiliki kartu identitas seperti KTP, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran Anak karena telah hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan.
Baca juga: PMI berikan piagam penghargaan untuk Kemenkumham NTT
"Kedepan kami tidak hanya sekedar membagikan sembako. Tapi juga membawa tenaga medis untuk memberikan bantuan pengobatan bagi masyarakat yang membutuhkan," ujarnya.
Marciana juga berkomitmen untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kota Kupang khususnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil agar dapat melakukan pendataan terhadap warga yang belum memiliki kartu identitas.
Dengan harapan, warga tersebut bisa mendapatkan pelayanan administrasi kependudukan sehingga terdata dengan baik.
Secara keseluruhan, ada sebanyak 66 kantong sembako yang dibagikan kepada masyarakat tidak mampu dan lansia pada beberapa titik di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang dalam rangka HBI ke-73.
Masing-masing kantong sembako terdiri dari beras, mie instan, telur, gula pasir, minyak goreng, dan sabun cuci.
Selain itu, jajaran Kanwil Kemenkumham NTT bersama UPT Pemasyarakatan dan UPT Keimigrasian se-Kota Kupang juga memberikan bantuan sembako kepada empat Panti Asuhan yakni Panti Asuhan Katolik Sonaf Maneka, Panti Asuhan Katolik Bhakti Luhur, Panti Asuhan Muslim Putra Aisyiyah, dan Panti Asuhan Kristen Petra