Kupang (ANTARA) - Kantor Bank Indonesia wilayah Perwakilan Nusa Tenggara Timur melaporkan berdasarkan hasil survei kegiatan dunia usaha di NTT pada triwulan IV 2022 mengalami pertumbuhan positif.
"Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang menunjukkan level positif sebesar 44,17 persen," kata Kepala BI Wilayah Perwakilan NTT Stefanus Donny H. Heatubun di Kupang, Kamis, (2/2/2033).
Dia menjelaskan bahwa kinerja tersebut lebih baik dibandingkan dengan SBT Pada triwulan III 2022 yang tercatat hanya mencapai 18,10 persen dan kinerja nasional sebesar 10,27 persen.
Dia mengatakan indikasi peningkatan kinerja usaha terjadi pada sektor pertanian, administrasi pemerintahan, perdagangan, konstruksi dan jasa keuangan.
Disamping itu juga karena didorong oleh momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, pelonggaran kebijakan pembatasan yang mendorong mobilitas masyarakat, serta curah hujan yang kondusif yang mendukung produktivitas tanaman pangan seperti padi dan jagung.
Sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha tersebut, SBT investasi dan harga jual pada triwulan IV 2022 tercatat sebesar 11,00 persen dan 18,51 persen, meningkat dari triwulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 0,00 persen dan 8,93 persen.
Namun tambah dia, walaupun kegiatan dunia usaha di NTT pada triwulan IV 2022 lalu tumbuh positif, tetapi untuk triwulan I 2023 justru diprediksi melambat.
"Pada triwulan I 2023, kondisi kegiatan usaha diprakirakan melambat dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 15,59 persen," ujar dia.
Hal ini, menurut dia, sejalan dengan siklus tahunan pasca berakhirnya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru dan periode masa tanaman pangan.
Baca juga: BI: Sembilan pemkab di NTT jalankan elektronifikasi transaksi
Baca juga: BI masih perlu naikkan suku bunga acuan 25 bps, menurut Ekonom
"Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang menunjukkan level positif sebesar 44,17 persen," kata Kepala BI Wilayah Perwakilan NTT Stefanus Donny H. Heatubun di Kupang, Kamis, (2/2/2033).
Dia menjelaskan bahwa kinerja tersebut lebih baik dibandingkan dengan SBT Pada triwulan III 2022 yang tercatat hanya mencapai 18,10 persen dan kinerja nasional sebesar 10,27 persen.
Dia mengatakan indikasi peningkatan kinerja usaha terjadi pada sektor pertanian, administrasi pemerintahan, perdagangan, konstruksi dan jasa keuangan.
Disamping itu juga karena didorong oleh momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, pelonggaran kebijakan pembatasan yang mendorong mobilitas masyarakat, serta curah hujan yang kondusif yang mendukung produktivitas tanaman pangan seperti padi dan jagung.
Sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha tersebut, SBT investasi dan harga jual pada triwulan IV 2022 tercatat sebesar 11,00 persen dan 18,51 persen, meningkat dari triwulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 0,00 persen dan 8,93 persen.
Namun tambah dia, walaupun kegiatan dunia usaha di NTT pada triwulan IV 2022 lalu tumbuh positif, tetapi untuk triwulan I 2023 justru diprediksi melambat.
"Pada triwulan I 2023, kondisi kegiatan usaha diprakirakan melambat dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 15,59 persen," ujar dia.
Hal ini, menurut dia, sejalan dengan siklus tahunan pasca berakhirnya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru dan periode masa tanaman pangan.
Baca juga: BI: Sembilan pemkab di NTT jalankan elektronifikasi transaksi
Baca juga: BI masih perlu naikkan suku bunga acuan 25 bps, menurut Ekonom