Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta konsistensi sistem pengawasan keamanan guna mencegah berulangnya peredaran obat berbahaya yang berpotensi menimbulkan korban jiwa.
"Konsisten dan cermat dalam pengawasan obat sangat penting dilakukan karena dampaknya bila terjadi pelanggaran bisa menyebabkan kematian," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Senin, (6/2/2023).
Perempuan yang akrab disapa Rerie itu menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa atas kabar meninggalnya seorang anak di Jakarta pada Rabu (1/2) lalu karena dugaan penggunaan obat sirup yang mengandung zat etilen/dietilen glikol.
Rerie mendorong agar kasus tersebut ditindaklanjuti dengan cermat dan segera agar dampaknya tidak meluas.
Oleh karena itu, anggota Komisi X dari Dapil II Jawa Tengah tersebut meminta agar mekanisme pengawasan obat yang beredar di masyarakat harus dipastikan efektivitasnya guna menghadirkan rasa aman bagi setiap warga negara.
Terlebih peristiwa serupa sempat merebak pada akhir tahun 2022 dan telah menelan korban jiwa ratusan anak-anak di Tanah Air.
Lebih lanjut, Rerie meminta evaluasi terhadap sistem pengawasan obat yang beredar di masyarakat dilakukan secara berkala dan cermat agar mampu menekan celah yang mungkin timbul.
Rerie menutup pernyataannya dengan mengharapkan sistem keamanan peredaran obat-obat di Tanah Air dapat diwujudkan sepenuhnya demi memastikan hak setiap warga negara untuk mendapatkan perlindungan dari berbagai ancaman dapat direalisasikan dalam keseharian.
Baca juga: Peredaran obat sirop Praxion distop menyusul investigasi ginjal akut
Baca juga: BPOM sebut Nitrogen cair pada pangan siap saji bahayakan tubuh
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Waka MPR minta konsistensi pengawasan cegah peredaran obat berbahaya
"Konsisten dan cermat dalam pengawasan obat sangat penting dilakukan karena dampaknya bila terjadi pelanggaran bisa menyebabkan kematian," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Senin, (6/2/2023).
Perempuan yang akrab disapa Rerie itu menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa atas kabar meninggalnya seorang anak di Jakarta pada Rabu (1/2) lalu karena dugaan penggunaan obat sirup yang mengandung zat etilen/dietilen glikol.
Rerie mendorong agar kasus tersebut ditindaklanjuti dengan cermat dan segera agar dampaknya tidak meluas.
Oleh karena itu, anggota Komisi X dari Dapil II Jawa Tengah tersebut meminta agar mekanisme pengawasan obat yang beredar di masyarakat harus dipastikan efektivitasnya guna menghadirkan rasa aman bagi setiap warga negara.
Terlebih peristiwa serupa sempat merebak pada akhir tahun 2022 dan telah menelan korban jiwa ratusan anak-anak di Tanah Air.
Lebih lanjut, Rerie meminta evaluasi terhadap sistem pengawasan obat yang beredar di masyarakat dilakukan secara berkala dan cermat agar mampu menekan celah yang mungkin timbul.
Rerie menutup pernyataannya dengan mengharapkan sistem keamanan peredaran obat-obat di Tanah Air dapat diwujudkan sepenuhnya demi memastikan hak setiap warga negara untuk mendapatkan perlindungan dari berbagai ancaman dapat direalisasikan dalam keseharian.
Baca juga: Peredaran obat sirop Praxion distop menyusul investigasi ginjal akut
Baca juga: BPOM sebut Nitrogen cair pada pangan siap saji bahayakan tubuh
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Waka MPR minta konsistensi pengawasan cegah peredaran obat berbahaya