Kupang, (AntaraNews NTT) - Hujan deras yang menguyur wilayah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengakibatkan tiga desa di Kecamatan Takari terisolir akibat putusnya? jembatan Oesusu Nonbaun yang disapu banjir pada Sabtu(29/12) petang.
"Jebolnya jembatan Oesusu terjadi saat hujan deras menguyur wilayah Takari pada Sabtu (29/12) siang menyebabkan akses transportasi menuju tiga desa di Takari putus total," kata Sekretaris Desa Fatukona, Hadadeser Lelang ketika dihubungi Antara, Minggu (30/12).
Lelang mengatakan, jembatan yang dibangun pada tahun 2016 itu tergerus air banjir hingga jebol mengakibatkan akses transportasi menuju Desa Fatukona, Desa Benu dan Desa Nunbaun putus total.
Baca juga: Pelabuhan rakyat Borong ambruk diterjang banjir
Baca juga: BMKG: Waspadai banjir dan longsor
Baca juga: Bangun jebakan air atasi banjir
Menurut dia, ruas jalan Oesusu merupakan jalur utama transportasi bagi masyarakat dari tiga desa itu menuju Oelamasi, ibu Kota Kabupaten Kupang.
"Sampai sekarang arus transportasi belum bisa melintasi kali Oesusu karena banjir masih tinggi. Kami sedang berupaya untuk membuat jembatan darurat sehingga kendaraan yang mengangkut penumpang dan hasil bumi bisa melintas dengan muda menuju Kupang," kata Lelang.
Menurut dia tanda-tanda kerusahakan jembatan Oesusu Nonbaun sudah terjadi pada tahun 2017 namun belum ada upaya perbaikan dilakukan instansi teknis.
"Kami sudah melaporkan tentang kerusakan itu kepada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kupang, namun kurang direspon, karena sampai saat ini tidak ada upaya perbaikan,"tegasnya.
Ia berharap pemerintah Kabupaten Kupang untuk dapat membangun jembatan yang lebih memadai sehingga masyarat tiga desa ini tidak terisolir saat musim hujan seperti ini apabila jembatan jebol akibat banjir.
"Jebolnya jembatan Oesusu terjadi saat hujan deras menguyur wilayah Takari pada Sabtu (29/12) siang menyebabkan akses transportasi menuju tiga desa di Takari putus total," kata Sekretaris Desa Fatukona, Hadadeser Lelang ketika dihubungi Antara, Minggu (30/12).
Lelang mengatakan, jembatan yang dibangun pada tahun 2016 itu tergerus air banjir hingga jebol mengakibatkan akses transportasi menuju Desa Fatukona, Desa Benu dan Desa Nunbaun putus total.
Baca juga: Pelabuhan rakyat Borong ambruk diterjang banjir
Baca juga: BMKG: Waspadai banjir dan longsor
Baca juga: Bangun jebakan air atasi banjir
Menurut dia, ruas jalan Oesusu merupakan jalur utama transportasi bagi masyarakat dari tiga desa itu menuju Oelamasi, ibu Kota Kabupaten Kupang.
"Sampai sekarang arus transportasi belum bisa melintasi kali Oesusu karena banjir masih tinggi. Kami sedang berupaya untuk membuat jembatan darurat sehingga kendaraan yang mengangkut penumpang dan hasil bumi bisa melintas dengan muda menuju Kupang," kata Lelang.
Menurut dia tanda-tanda kerusahakan jembatan Oesusu Nonbaun sudah terjadi pada tahun 2017 namun belum ada upaya perbaikan dilakukan instansi teknis.
"Kami sudah melaporkan tentang kerusakan itu kepada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kupang, namun kurang direspon, karena sampai saat ini tidak ada upaya perbaikan,"tegasnya.
Ia berharap pemerintah Kabupaten Kupang untuk dapat membangun jembatan yang lebih memadai sehingga masyarat tiga desa ini tidak terisolir saat musim hujan seperti ini apabila jembatan jebol akibat banjir.