Kupang (ANTARA News NTT) - Direktur Regional Jawa Bagian Timur Bali Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Djoko Abumanan mengajak para investor untuk menanamkan modalnya di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, karena daerah itu sudah mendapat pasokan listrik yang semakin handal.
"Saat ini daya mampu pada pembangkit sistem Flores sudah mencapai 35.998 kW dan siap mendukung investasi yang masuk di Pulau Flores," katanya lewat keterangan tertulis yang diterima Antara di Kupang, Sabtu (5/1).
Ia mengatakan sistem kelistrikan di Pulau Flores sudah bertambah handal dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Rangko berkapasitas 23.448 kW Juli 2018 lalu.
Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu berkapsitas 9.000 kW juga sudah interkoneksi dengan sistem Flores.
"Untuk PLTD Golobilas 3.000 kW, PLTD Waso 450 kW, dan PLTMH Wae Garit 100 kW saat ini dalam poisisi siaga dan akan beroperasi apabila diperlukan," katanya.
Menurut dia, PLN sudah berhasil menyiapkan transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 70 Kilovolt (Kv) dari Ruteng-Ulumbu dengan 72 titik tower dan SUTT 70 kV Ruteng-Labuan Bajo 230 titik tower.
Baca juga: Christyono: Pasokan listrik untuk Labuan Bajo aman
Proyek pembangunan SUTT ini, lanjutnya, sudah tuntas atau mencapai 100 persen. "Ini akan meningkatkan sistem kelistrikan di Labuan Bajo dan juga sistem kelistrikan di Pulau Flores pada umumnya," katanya.
Ia menambahkan, pertumbuhan listrik yang paling tinggi di Provinsi NTT, salah satunya di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat yang merupakan bagian dari daerah wisata unggulan nasional yang terkenal dengan Taman Nasional Komodo.
Untuk itu, Djoko mengajak para investor untuk menanamkan modalnya di Pulau Flores, karena di daerah itu sudah mendapat dukungan daya listrik yang memadai untuk kepentingan investasi di Nusa Bunga, sebutan khas Pulau Flores.
"Kami pada prinsipnya siap untuk melayani kebutuhan listrik bagi para invetor yang hendak berinvestasi di daratan Pulau Flores," demikian Djoko Abumanan.
Baca juga: Warga perbatasan kesulitan biaya penyambungan listrik
"Saat ini daya mampu pada pembangkit sistem Flores sudah mencapai 35.998 kW dan siap mendukung investasi yang masuk di Pulau Flores," katanya lewat keterangan tertulis yang diterima Antara di Kupang, Sabtu (5/1).
Ia mengatakan sistem kelistrikan di Pulau Flores sudah bertambah handal dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Rangko berkapasitas 23.448 kW Juli 2018 lalu.
Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu berkapsitas 9.000 kW juga sudah interkoneksi dengan sistem Flores.
"Untuk PLTD Golobilas 3.000 kW, PLTD Waso 450 kW, dan PLTMH Wae Garit 100 kW saat ini dalam poisisi siaga dan akan beroperasi apabila diperlukan," katanya.
Menurut dia, PLN sudah berhasil menyiapkan transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 70 Kilovolt (Kv) dari Ruteng-Ulumbu dengan 72 titik tower dan SUTT 70 kV Ruteng-Labuan Bajo 230 titik tower.
Baca juga: Christyono: Pasokan listrik untuk Labuan Bajo aman
Proyek pembangunan SUTT ini, lanjutnya, sudah tuntas atau mencapai 100 persen. "Ini akan meningkatkan sistem kelistrikan di Labuan Bajo dan juga sistem kelistrikan di Pulau Flores pada umumnya," katanya.
Ia menambahkan, pertumbuhan listrik yang paling tinggi di Provinsi NTT, salah satunya di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat yang merupakan bagian dari daerah wisata unggulan nasional yang terkenal dengan Taman Nasional Komodo.
Untuk itu, Djoko mengajak para investor untuk menanamkan modalnya di Pulau Flores, karena di daerah itu sudah mendapat dukungan daya listrik yang memadai untuk kepentingan investasi di Nusa Bunga, sebutan khas Pulau Flores.
"Kami pada prinsipnya siap untuk melayani kebutuhan listrik bagi para invetor yang hendak berinvestasi di daratan Pulau Flores," demikian Djoko Abumanan.
Baca juga: Warga perbatasan kesulitan biaya penyambungan listrik