Kupang (ANTARA News NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor B Laiskodat mendorong para pengusaha lokal untuk membangun industri pakan ternak guna meningkatkan produktivitas ternak, sekaligus untuk mengendalikan inflasi daerah.
"Saat ini kita tidak punya industri pakan ternak...Oleh karena itu, para pengusaha lokal diharapkan bisa turun tangan membangun industri tersebut guna bisa mengendalikan inflasi daerah," kata Gubernur Laiskodat di Kupang, Kamis (17/1).
Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur dalam laporannya menyebutkan bahwa daging ayam dan telur ayam menjadi penyumbang inflasi terbesar kedua di NTT setelah transportasi udara.
Menurut Kepala Perwakilan BI Nusa Tenggara Timur Naek Tigor Sinaga, hingga saat ini NTT masih mengandalkan impor daging ayam dan telur ayam dari Jawa Timur, sehingga menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi.
"Inflasi akhir tahun 2018 di NTT naik dibandingkan dengan tingkat nasional. Karena itu, kita perlu membangun industri pakan sendiri agar tidak mendatangkan lagi ayam dan telur dari Jawa Timur," katanya.
Gubernur Laiskodat menambahkan bahwa peran pengusaha lokal sangat dibutuhkan untuk membantu pemerintah provinsi. "Saya belum lihat pengusaha lokal membantu pemerintah provinsi. Kalau ini bisa dilakukan maka saatnya pengusaha lokal kita ambil alih," ujarnya.
Ketika Gubernur NTT meminta peran pengusaha lokal untuk membangun industri pakan ternak di daerah ini, Kepala Dinas Peternakan NTT Danny Suhadi malah menegaskan bahwa dalam tahun ini pihaknya akan fokus pada pengembangan industri pakan ternak.
Baca juga: Dinas Peternakan NTT fokus pada pengembangan industri pakan
"Untuk industri pakan ternak ini akan kami kembangkan di beberapa kabupaten seperti Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Sumba Timur dan Rote Ndao untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi di daerah tersebut," katanya.
Ia menjelaskan, pada daerah-daerah itu akan disiapkan lahan seluas 500 hektare hingga 10.000 hektare untuk pengembangan pakan ternak. Upaya ini, ljuga diintegrasikan dengan lintas sektor lainnya seperti Dinas Kehutanan maupun masyarakat setempat.
Danny menjelaskan, pada sentra pengembangan industri pakan itu akan diperkuat dengan jenis-jenis tanaman yang bisa beradaptasi dengan lingkungan setempat. Salah satu tumbuhan yang menjadi fokus pengembangan adalah Lamtoro Taramba.
Gubernur Laiskodat juga mengkritisi keberadaan organisasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) NTT yang sampai sejauh ini belum berkontribusi nyata terhadap upaya mengentaskan kemiskinan di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini.
"Setiap perkataan saya adalah sebuah kebijakan. Karena itu, kerjakan, jangan tunggu proyek baru kerja, sebab untuk membangun NTT memang perlu kerja sama semua pihak," demikian Gubernur Viktor B Laiskodat.
Baca juga: Optimalisasi lahan kosong untuk pakan ternak
Baca juga: TPID segera datangkan investor pakan ternak ayam
"Saat ini kita tidak punya industri pakan ternak...Oleh karena itu, para pengusaha lokal diharapkan bisa turun tangan membangun industri tersebut guna bisa mengendalikan inflasi daerah," kata Gubernur Laiskodat di Kupang, Kamis (17/1).
Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur dalam laporannya menyebutkan bahwa daging ayam dan telur ayam menjadi penyumbang inflasi terbesar kedua di NTT setelah transportasi udara.
Menurut Kepala Perwakilan BI Nusa Tenggara Timur Naek Tigor Sinaga, hingga saat ini NTT masih mengandalkan impor daging ayam dan telur ayam dari Jawa Timur, sehingga menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi.
"Inflasi akhir tahun 2018 di NTT naik dibandingkan dengan tingkat nasional. Karena itu, kita perlu membangun industri pakan sendiri agar tidak mendatangkan lagi ayam dan telur dari Jawa Timur," katanya.
Gubernur Laiskodat menambahkan bahwa peran pengusaha lokal sangat dibutuhkan untuk membantu pemerintah provinsi. "Saya belum lihat pengusaha lokal membantu pemerintah provinsi. Kalau ini bisa dilakukan maka saatnya pengusaha lokal kita ambil alih," ujarnya.
Ketika Gubernur NTT meminta peran pengusaha lokal untuk membangun industri pakan ternak di daerah ini, Kepala Dinas Peternakan NTT Danny Suhadi malah menegaskan bahwa dalam tahun ini pihaknya akan fokus pada pengembangan industri pakan ternak.
Baca juga: Dinas Peternakan NTT fokus pada pengembangan industri pakan
"Untuk industri pakan ternak ini akan kami kembangkan di beberapa kabupaten seperti Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Sumba Timur dan Rote Ndao untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi di daerah tersebut," katanya.
Ia menjelaskan, pada daerah-daerah itu akan disiapkan lahan seluas 500 hektare hingga 10.000 hektare untuk pengembangan pakan ternak. Upaya ini, ljuga diintegrasikan dengan lintas sektor lainnya seperti Dinas Kehutanan maupun masyarakat setempat.
Danny menjelaskan, pada sentra pengembangan industri pakan itu akan diperkuat dengan jenis-jenis tanaman yang bisa beradaptasi dengan lingkungan setempat. Salah satu tumbuhan yang menjadi fokus pengembangan adalah Lamtoro Taramba.
Gubernur Laiskodat juga mengkritisi keberadaan organisasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) NTT yang sampai sejauh ini belum berkontribusi nyata terhadap upaya mengentaskan kemiskinan di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini.
"Setiap perkataan saya adalah sebuah kebijakan. Karena itu, kerjakan, jangan tunggu proyek baru kerja, sebab untuk membangun NTT memang perlu kerja sama semua pihak," demikian Gubernur Viktor B Laiskodat.
Baca juga: Optimalisasi lahan kosong untuk pakan ternak
Baca juga: TPID segera datangkan investor pakan ternak ayam