Kupang (Antara NTT) - Masyarakat adat di Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menyerahkan lahan seluas 30 ha kepada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sebagai dukungan pembangunan observatorium di daerah ini.
"Masyarakat adat di Amfoang Tengah sudah menyerahkan lahan untuk kepentingan pembangunan Observatorium. Masyarakat dan pemerintah daerah sangat mendukung kehadiran pembangunan fasilitas vital milik negara itu," kata Camat Amfoang Tengah, Apolos Nitbais kepada Antara di Oelamasi, Selasa, (21/12).
Apolos Nitbais yang di kantor Bupati Kupang, 38 km arah timur Kota Kupang mengatakan masyarakat Kecamatan Amfoang Tengah, mendukung penuh adanya Observatorium di pegunungan Timau, karena pembangunan ekonomi masyarakat Desa Bitobe sebagai lokasi pembangunan Observatorium menjadi lebih berkembang.
"Pemerintah terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pembangunan Observatorium, agar dipahami, masyarakat adat mendukung dengan menyerahkan lahan kepada Lapan seluas 30 haktare,"tegasnya.
Menurut dia, pembangunan observatorium menjadi pemicu percepatan pembangunan di daerah Amfoang Tengah yang sangat terisolir.
Ia mengatakan pembangunan observatorium mulai dirasakan dampaknya dengan mulai dibukanya jalan poros tengah di Timau menuju lokasi pembangunan Observatorium.
"Rakyat Amfoang Tengah telah menyerahkan tanah seluas 30 ha untuk lokasi pembangunan observatorium. Penyerahan tanah itu dilakukan tahun 2014 kepada Lapan. Masyarakat menyadari kehadiran Observatorium memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi masyarakat,"tegasnya.
Ia mengatakan wilayah Amfoang menjadi perhatian dunia karena peneliti dari seluruh dunia datang ke gunung Timau untuk kepentingan riset tentang keantariksaan.
"Berdasarkan penjelasan teknis dari Lapan bahwa lokasi pegunungan Timau di Desa, Bitobe sangat strategis untuk lokasi penelitian yang berkaitan keantariksaan,"tegasnya.
Dikatakanya, lembaga penerbangan dan antariksa sudah membangun kantor di lokasi kantor Camat Amfoang Tengah, sebagai tahap awal pembangunan Observatorium yang mulai dilaksanakan tahun 2017.
"Masyarakat adat di Amfoang Tengah sudah menyerahkan lahan untuk kepentingan pembangunan Observatorium. Masyarakat dan pemerintah daerah sangat mendukung kehadiran pembangunan fasilitas vital milik negara itu," kata Camat Amfoang Tengah, Apolos Nitbais kepada Antara di Oelamasi, Selasa, (21/12).
Apolos Nitbais yang di kantor Bupati Kupang, 38 km arah timur Kota Kupang mengatakan masyarakat Kecamatan Amfoang Tengah, mendukung penuh adanya Observatorium di pegunungan Timau, karena pembangunan ekonomi masyarakat Desa Bitobe sebagai lokasi pembangunan Observatorium menjadi lebih berkembang.
"Pemerintah terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pembangunan Observatorium, agar dipahami, masyarakat adat mendukung dengan menyerahkan lahan kepada Lapan seluas 30 haktare,"tegasnya.
Menurut dia, pembangunan observatorium menjadi pemicu percepatan pembangunan di daerah Amfoang Tengah yang sangat terisolir.
Ia mengatakan pembangunan observatorium mulai dirasakan dampaknya dengan mulai dibukanya jalan poros tengah di Timau menuju lokasi pembangunan Observatorium.
"Rakyat Amfoang Tengah telah menyerahkan tanah seluas 30 ha untuk lokasi pembangunan observatorium. Penyerahan tanah itu dilakukan tahun 2014 kepada Lapan. Masyarakat menyadari kehadiran Observatorium memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi masyarakat,"tegasnya.
Ia mengatakan wilayah Amfoang menjadi perhatian dunia karena peneliti dari seluruh dunia datang ke gunung Timau untuk kepentingan riset tentang keantariksaan.
"Berdasarkan penjelasan teknis dari Lapan bahwa lokasi pegunungan Timau di Desa, Bitobe sangat strategis untuk lokasi penelitian yang berkaitan keantariksaan,"tegasnya.
Dikatakanya, lembaga penerbangan dan antariksa sudah membangun kantor di lokasi kantor Camat Amfoang Tengah, sebagai tahap awal pembangunan Observatorium yang mulai dilaksanakan tahun 2017.