Labuan Bajo (ANTARA) - PT Pertamina masih menunggu perintah atau lampu hijau dari pemerintah pusat untuk mengkonversi minyak tanah ke Liquified petroleum gas (LPG) di Nusa Tenggara Timur (NTT) setelah adanya pembangunan terminal LPG di TBBM Tenau sejak 2017 lalu.
Area Manager Communication, Relation and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur,Bali, Nusa Tenggara (Jatimbalinus) Ahad Rehali di Labuan Bajo, Kamis (27/7) kemarin mengatakan bahwa terminal LPG yang dibangun tersebut sudah siap.
“Kita sudah siapkan terminalnya sejak tahun 2017, karena termasuk proyek strategis nasional (PSN),” katanya.
Untuk diketahui kapasitas terminal LPG yang dibangun sejak tahun 2017 itu sendiri mencapai 2 x 500 metrik ton (MT) dan jika sudah dikonversi maka akan membantu pasokan LPG di seluruh wilayah NTT termasuk LPG subsidi tiga kilogram.
Saat ini, LPG di NTT dipasok oleh penyalur dari Surabaya, namun terbatas pada ukuran 12 kilogram seharga Rp250.000 per tabung, sedangkan tabung LPG 3 kilogram khusus subsidi belum tersedia di NTT.
Baca juga: Pertamina sebut DPPU Komodo sehari mampu menyalurkan 33 KL avtur
Baca juga: Terminal BBM di Wae Kelambu disiapkan penuhi kebutuhan di Labuan Bajo
Setelah adanya konversi minyak tanah ke LPG Pertamina akan menjual tabung LPG ukuran 3 kilogram sehingga harganya dapat dijangkau oleh masyarakat yang berpendapatan rendah.
Terkait kelangkaan elpiji di sejumlah daerah, Rehali mengatakan, tidak ada kelangkaan elpiji di NTT.
"Sebenarnya bukan terjadi kelangkaan elpiji, tetapi permintaan meningkat," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa meningkatnya permintaan LPG 3 kilogram itu sebenarnya sudah terjadi sejak Idul Adha lalu. Dan Untuk mengantisipasinya Pertamina sudah terus menggelar operasi pasar LPG, agar masyarakat bisa mendapatkannya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar jika tidak mendapatkan LPG segera menghubungi nomor 135 untuk mencari tahu stok LPG di setiap pangkalan LPG.
Rehali juga berharap agar masyarakat yang mampu atau pelaku UMKM tidak lagi menggunakan LPG bersubsidi karena LPG bersubsidi hanya dikhususkan bagi masyarakat kurang mampu.
Area Manager Communication, Relation and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur,Bali, Nusa Tenggara (Jatimbalinus) Ahad Rehali di Labuan Bajo, Kamis (27/7) kemarin mengatakan bahwa terminal LPG yang dibangun tersebut sudah siap.
“Kita sudah siapkan terminalnya sejak tahun 2017, karena termasuk proyek strategis nasional (PSN),” katanya.
Untuk diketahui kapasitas terminal LPG yang dibangun sejak tahun 2017 itu sendiri mencapai 2 x 500 metrik ton (MT) dan jika sudah dikonversi maka akan membantu pasokan LPG di seluruh wilayah NTT termasuk LPG subsidi tiga kilogram.
Saat ini, LPG di NTT dipasok oleh penyalur dari Surabaya, namun terbatas pada ukuran 12 kilogram seharga Rp250.000 per tabung, sedangkan tabung LPG 3 kilogram khusus subsidi belum tersedia di NTT.
Baca juga: Pertamina sebut DPPU Komodo sehari mampu menyalurkan 33 KL avtur
Baca juga: Terminal BBM di Wae Kelambu disiapkan penuhi kebutuhan di Labuan Bajo
Setelah adanya konversi minyak tanah ke LPG Pertamina akan menjual tabung LPG ukuran 3 kilogram sehingga harganya dapat dijangkau oleh masyarakat yang berpendapatan rendah.
Terkait kelangkaan elpiji di sejumlah daerah, Rehali mengatakan, tidak ada kelangkaan elpiji di NTT.
"Sebenarnya bukan terjadi kelangkaan elpiji, tetapi permintaan meningkat," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa meningkatnya permintaan LPG 3 kilogram itu sebenarnya sudah terjadi sejak Idul Adha lalu. Dan Untuk mengantisipasinya Pertamina sudah terus menggelar operasi pasar LPG, agar masyarakat bisa mendapatkannya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar jika tidak mendapatkan LPG segera menghubungi nomor 135 untuk mencari tahu stok LPG di setiap pangkalan LPG.
Rehali juga berharap agar masyarakat yang mampu atau pelaku UMKM tidak lagi menggunakan LPG bersubsidi karena LPG bersubsidi hanya dikhususkan bagi masyarakat kurang mampu.