Kupang (ANTARA News NTT) - Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur Marius Jelamu mengatakan penutupan Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo (TNK) bertujuan untuk konservasi habitat flora dan fauna di kawasan tersebut.
"Rencana Pak Gubernur (Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, red) untuk menutup sementara Pulau Komodo selama setahun itu agar bisa dilakukan konservasi berbagai jenis flora dan fauna di dalamnya," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu (23/1).
Ia mengatakan, saat ini kawasan TNK di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, masih di bawah wewenang pengelolaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai TNK.
Namun ketika permintaan kerja sama pengelolaan bersama Pemerintah NTT disetujui Pemerintah Pusat, maka langkah awal yang dilakukan yaitu menutup sementara Pulau Komodo selama setahun dari kunjungan wisatawan.
"Ini penting dilakukan untuk merevitalisasi kembali semua ekosistem yang ada di dalam salah satu pulau habitatnya binatang purba langka raksasa Komodo (varanus komodoensis) itu," katanya.
Marius menjelaskan, pemerintah provinsi berencana akan melakukan penanaman pohon secara besar-besaran termasuk berbagai jenis flora yang adaptif sesuai dengan kondisi lingkungan di Pulau Komodo.
Baca juga: Menteri LHK setuju penutupan Pulau Komodo
Selain itu, katanya, merevitalisasi rantai pasokan makanan bagi satwa Komodo seperti babi hutan, kerbau, rusa, dan lainnya.
"Beberapa waktu lalu kita tahu ada kasus pembantaian ratusan rusa di sana. Kita ingin tindakan biadab seperti itu tidak terjadi lagi," katanya menegaskan.
Ia menambahkan, pemerintah provinsi juga ingin menata kembali kunjungan wisatawan ke TNK demi keberlanjutan kehidupan kadal raksasa Komodo di masa mendatang.
"Kawasan TNK itu bukan wisata massal. Kita perlu pastikan agar kunjungan wisatawan yang membeludak tidak mengganggu kelangsungan hidup Komodo sehingga tidak terus berkurang dan punah," katanya.
Ia menambahkan, rencana penutupan Pulau Komodo tersebut merupakan bentuk kepedulian pemerintah setempat terhadap keberlangsungan hidup satwa Komodo yang telah dinobatkan sebagai warisan dunia dari UNESCO dan menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia (New7 Wonders).
"Sehingga kalau jadi ditutup setahun, kami minta wisatawan bersabar dan saya yakin wisatawan yang punya kepedulian tinggi terhadap lingkungan pasti memaklumi hal ini," katanya.
Baca juga: Penutupan Pulau Komodo harus dikaji secara baik
"Rencana Pak Gubernur (Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, red) untuk menutup sementara Pulau Komodo selama setahun itu agar bisa dilakukan konservasi berbagai jenis flora dan fauna di dalamnya," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu (23/1).
Ia mengatakan, saat ini kawasan TNK di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, masih di bawah wewenang pengelolaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai TNK.
Namun ketika permintaan kerja sama pengelolaan bersama Pemerintah NTT disetujui Pemerintah Pusat, maka langkah awal yang dilakukan yaitu menutup sementara Pulau Komodo selama setahun dari kunjungan wisatawan.
"Ini penting dilakukan untuk merevitalisasi kembali semua ekosistem yang ada di dalam salah satu pulau habitatnya binatang purba langka raksasa Komodo (varanus komodoensis) itu," katanya.
Marius menjelaskan, pemerintah provinsi berencana akan melakukan penanaman pohon secara besar-besaran termasuk berbagai jenis flora yang adaptif sesuai dengan kondisi lingkungan di Pulau Komodo.
Baca juga: Menteri LHK setuju penutupan Pulau Komodo
Selain itu, katanya, merevitalisasi rantai pasokan makanan bagi satwa Komodo seperti babi hutan, kerbau, rusa, dan lainnya.
"Beberapa waktu lalu kita tahu ada kasus pembantaian ratusan rusa di sana. Kita ingin tindakan biadab seperti itu tidak terjadi lagi," katanya menegaskan.
Ia menambahkan, pemerintah provinsi juga ingin menata kembali kunjungan wisatawan ke TNK demi keberlanjutan kehidupan kadal raksasa Komodo di masa mendatang.
"Kawasan TNK itu bukan wisata massal. Kita perlu pastikan agar kunjungan wisatawan yang membeludak tidak mengganggu kelangsungan hidup Komodo sehingga tidak terus berkurang dan punah," katanya.
Ia menambahkan, rencana penutupan Pulau Komodo tersebut merupakan bentuk kepedulian pemerintah setempat terhadap keberlangsungan hidup satwa Komodo yang telah dinobatkan sebagai warisan dunia dari UNESCO dan menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia (New7 Wonders).
"Sehingga kalau jadi ditutup setahun, kami minta wisatawan bersabar dan saya yakin wisatawan yang punya kepedulian tinggi terhadap lingkungan pasti memaklumi hal ini," katanya.
Baca juga: Penutupan Pulau Komodo harus dikaji secara baik