Kupang (ANTARA News NTT) - Hujan deras disertai angin kencang yang melanda sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur pada Rabu (23/1), telah merontokkan tiga rumah warga Desa Air Mata di wilayah Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
Kepala Desa Air Mata Benny Kanuk ketika dihubungi wartawan di Kupang, Kamis (24/1), membenarkan peristiwa tersebut, dan mengatakan kejadian itu berlangsung sekitar pukul 19.00 Wita pada Rabu (23/1) malam.
Pada saat kejadian berlangsung, kata dia, sebagian besar warga Desa Mata Air sedang berada dalam rumah karena hujan dan angin kencang terus melanda wilayah itu.
Tiga rumah warga yang mengalami kerusakan itu adalah miliknya Paulus Abukun, Cors Tabenu dan Benny Kanuk yang juga Kepala Desa Mata Air itu.
Ketiga rumah penduduk tersebut mengalami kerusakan pada bagian atap akibat diterjangan angin kencang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Sementara itu Paulus Abukun, salah seorang korban lainnya yang ditemui secara terpisah menjelaskan peristiwa tersebut berlangsung begitu cepat yang diawali dengan bunyi gemuruh dari laut.
"Kami seluruh keluarga hanya bisa pasrah melihat atap rumah diterbangkan angin kencang pada saat kami semua berada dalam rumah," ujarnya.
Ia mengatakan, setelah peristiwa berlangsung seluruh penghuni rumah langsung mengungsi ke rumah tetangga karena angin kencang dan hujan lebat masih berlangsung.
"Untuk sementara kami tinggal di rumah tentanga sambil memperbaiki atap rumah yang rusak akibat diterjang angin kencang," ujar Paulus Abukun.
Baca juga: BMKG: Waspadai hujan disertai angin kencang
Baca juga: Pertemuan tekanan tinggi di Australia picu angin kencang di NTT
Kepala Desa Air Mata Benny Kanuk ketika dihubungi wartawan di Kupang, Kamis (24/1), membenarkan peristiwa tersebut, dan mengatakan kejadian itu berlangsung sekitar pukul 19.00 Wita pada Rabu (23/1) malam.
Pada saat kejadian berlangsung, kata dia, sebagian besar warga Desa Mata Air sedang berada dalam rumah karena hujan dan angin kencang terus melanda wilayah itu.
Tiga rumah warga yang mengalami kerusakan itu adalah miliknya Paulus Abukun, Cors Tabenu dan Benny Kanuk yang juga Kepala Desa Mata Air itu.
Ketiga rumah penduduk tersebut mengalami kerusakan pada bagian atap akibat diterjangan angin kencang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Sementara itu Paulus Abukun, salah seorang korban lainnya yang ditemui secara terpisah menjelaskan peristiwa tersebut berlangsung begitu cepat yang diawali dengan bunyi gemuruh dari laut.
"Kami seluruh keluarga hanya bisa pasrah melihat atap rumah diterbangkan angin kencang pada saat kami semua berada dalam rumah," ujarnya.
Ia mengatakan, setelah peristiwa berlangsung seluruh penghuni rumah langsung mengungsi ke rumah tetangga karena angin kencang dan hujan lebat masih berlangsung.
"Untuk sementara kami tinggal di rumah tentanga sambil memperbaiki atap rumah yang rusak akibat diterjang angin kencang," ujar Paulus Abukun.
Baca juga: BMKG: Waspadai hujan disertai angin kencang
Baca juga: Pertemuan tekanan tinggi di Australia picu angin kencang di NTT