Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Rizka Andalucia mengungkap bahwa ke depan, pemerintah memiliki target prioritas untuk mewujudkan seluruh rumah sakit di Indonesia minimal tipe C, tidak ada lagi tipe D, utamanya di daerah.
“Pembangunan rumah sakit atau meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kita melalui peningkatan kualitas rumah sakit yang tadinya rumah sakit tipe D nantinya tidak akan ada lagi rumah sakit tipe D, di daerah minimum satu kabupaten kota memiliki satu rumah sakit tipe C,” kata dia pada Sysmex Indonesia CEO Forum 2025, di Jakarta, Rabu.
Rizka mengungkap ada sekitar 62 rumah sakit di daerah-daerah terpencil yang akan dibangun untuk mengejar ketertinggalan pelayanan kesehatan di beberapa daerah.
“Ini juga membutuhkan banyak sekali dukungan baik itu alat-alat kesehatan yang sifatnya instrumen maupun consumables-nya dan juga obat-obatan,” ujar Rizka.
Adapun rumah sakit di Indonesia jika ditinjau dari kemampuan yang dimiliki dibedakan menjadi beberapa macam.
Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis secara luas. Rumah sakit kelas A ditetapkan sebagai tempat pelayanan rumah sakit rujukan tertinggi (top referral hospital) atau rumah sakit pusat.
Sementara rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah sakit kelas B didirikan di setiap ibu kota provinsi yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.
Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas, yaitu pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kebidanan dan kandungan.
Rumah sakit kelas C akan didirikan di setiap ibukota kabupaten yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.
Sedangkan rumah sakit kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Kemampuan rumah sakit kelas D hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi.
“Dari seluruh visi Presiden 2024-2029 tiga di antaranya merupakan program yang ditugaskan kepada Kementerian Kesehatan dan tentunya bukan hanya Kemenkes, tetapi juga peran serta seluruh sektor kesehatan baik pemerintah maupun swasta,” imbuh Rizka.
Selain pembangunan dan peningkatan kelas rumah sakit, Kemenkes juga memiliki dua program prioritas yang mengacu pada visi Presiden yakni penyelenggaraan pemeriksaan atau cek kesehatan gratis dan penurunan kasus tuberkulosis (TBC) sebesar 50 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes: Ke depan tidak akan ada lagi RS tipe D