Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Wakil Bupati Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Yulianus Weng menekankan pentingnya praktik Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah bayi lahir sebagai salah satu bentuk pemberian air susu ibu (ASI) yang optimal.

"Air susu pertama itu kadang dibuang, padahal kandungan gizi ada di situ," katanya di Labuan Bajo, Selasa, (12/9/2023).

Ia menjelaskan IMD merupakan proses bayi menyusu dengan cara mencari puting ibu secara alami untuk mendapatkan air susu (tidak disodorkan ke puting susu).

"Inisiasi Menyusu Dini harus diketahui oleh para calon ibu karena dapat membantu keberlangsungan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama," katanya.

Anak yang baru lahir, katanya, akan mencari sendiri puting susu ibunya dan terbiasa untuk meminum ASI. Jika anak telah terbiasa, maka pemberian air susu ibu selama enam bulan ke depan dapat berjalan optimal.

Setelah dua hal itu dilakukan, maka dapat dilanjutkan dengan menyusui sampai usia dua tahun atau lebih disertai makanan pendamping ASI.

Tentunya, kata dia, pemberian ASI yang optimal itu dapat berfungsi untuk perbaikan gizi dan stunting, penurunan angka kematian ibu dan bayi, serta pengendalian berbagai penyakit menular dan tidak menular.

"Para tenaga kesehatan terus menjelaskan hal ini kepada calon ibu dan masyarakat sudah makin tahu, menyusui harus enam bulan baru bisa beri susu lain," katanya menambahkan.

Ia menjelaskan pola asuh orang tua sangat penting dalam pertumbuhan anak, termasuk pemenuhan gizi anak untuk mencegah stunting.

Pemberian makanan yang difokuskan pada anak kekurangan gizi harus menjadi perhatian ibu dan ayah di rumah.

"Pola asuh, gizi diperhatikan, jangan sampai telur satu butir malah diberikan ke kakak atau bapak, lalu bapak kalau belanja di warung malah utamakan rokok dan pulsa, bukan biskuit atau telur untuk anak," katanya.

Selain pola asuh, wabup juga berpesan agar anak-anak mendapatkan imunisasi lengkap. Ia menegaskan agar orang tua tidak menganggap sepele sakit-sakit kecil yang ada pada anak-anak.

"Kalau anak sakit ya segera bawa anak berobat, jangan cari dukun," demikian Yulianus Weng.

Baca juga: Manggarai Barat bagikan tablet tambah darah bagi 17.111 remaja putri

Kabupaten Manggarai Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi NTT yang telah menurunkan angka stunting hingga mencapai satu digit.

Baca juga: Malas gerak bisa jadi tanda depresi, menurur dokter

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat, prevalensi kasus stunting di daerah pariwisata itu sebesar sembilan persen pada Februari 2023, lebih rendah dari target nasional sebesar 14 persen.

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024