Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Pariwisata Pariwisata dan Ekonomi Kreatif setempat mengembangkan Tourist Information Center (TIC) sebagai ruang promosi pariwisata dan memberikan informasi menyeluruh terkait pariwisata guna mencegah penipuan terhadap wisatawan.
"Keinginan kami adalah seluruh destinasi yang ada di NTT masuk dalam TIC" kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Noldi Pellokila di Labuan Bajo, Sabtu.
Ia menyampaikan hal tersebut menanggapi kasus penipuan yang menimpa wisatawan asing oleh sopir di Labuan Bajo pada Minggu (20/7) lalu.
Ia menambahkan dalam TIC yang nantinya akan berisi informasi akurat dan terpercaya terkait agen perjalanan wisata, hotel, restoran serta destinasi wisata di Provinsi NTT.
"Seluruh industri pariwisata, jadi hotel-hotel restoran, operator-operator semua yang menjadi anggota ASITA dan ASTINDO itu akan kita kurasi dan kita masukan," ujarnya.
Ia menjelaskan TIC tersebut nantinya akan dikampanyekan pemerintah kepada wisatawan, sehingga dapat memilih mitra yang direkomendasikan pemerintah dalam TIC.
"Ini akan memberikan kepastian informasi bagi wisatawan, sehingga kalau mereka masuk ke TIC mereka akan memilih yang ada dan itu tidak mungkin kalau mereka akan tertipu lagi karena sudah dikurasi pemerintah dan ini portal resmi dari pemerintah provinsi, kita akan rangkul semua kabupaten," katanya.
Lebih lanjut, TIC itu akan diluncurkan secara resmi oleh Pemprov NTT menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
"TIC sudah ada, kami sementara membangun dan rencana saat pemeran pembangunan tanggal 14 Agustus kami launching TIC ini," katanya.
Sebelumnya, Kepala Satuan Reskrim Polres Manggarai Barat AKP Lufthi Darmawan Aditya menyatakan kasus dugaan penipuan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT terhadap wisatawan asal Inggris, Mattew (35), berakhir damai pada Rabu (23/7).
Keputusan tersebut diambil setelah para terduga pelaku menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada wisatawan mancanegara itu dan korban telah menyatakan tidak akan melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.
"Kami sudah pertemukan korban dengan terduga pelaku, korban memutuskan tidak melanjutkan kasus ini karena telah menerima permintaan maaf dari para terduga pelaku," katanya.
Ia menambahkan para terduga pelaku berinisial TS (29) dan YP (29) warga Labuan Bajo, Manggarai Barat. diketahui keduanya bekerja sebagai sopir.
"Mereka bukan pemandu wisata melainkan sopir travel antarkabupaten," sebutnya.
Ia juga berharap kasus ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Apalagi Labuan Bajo merupakan kawasan destinasi pariwisata super premium yang perlu dijaga bersama.
"Ini menjadi pelajaran bersama agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan, daerah ini harus kita jaga, terlebih keamanan dan kenyamanan para wisatawan," katanya.

