Kupang (ANTARA News NTT) - Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Nusa Tenggara Timur mengusulkan pengurangan wisatawan ke Pulau Komodo sebagai solusi terbaik dalam upaya pelestarian binatang purba Komodo daripada taman nasionalnya harus ditutup selama setahun.
"Menurut saya Pulau Komodo jangan ditutup tetapi dibatasi jumlah wisatawannya yang berkunjung ke pulau itu," kata Ketua HPI NTT Mesakh Takoy kepada Antara di Kupang, Rabu (30/1) menanggapi rencana Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang akan menutup TNK selama setahun untuk membenahi taman nasional tersebut.
Ia mencontohkan jika saat ini jumlah wisatawan yang berkunjung ke pulau itu berjumlah 100 orang per hari, mungkin bisa dibatasi hanya 50 wisatawan saja. Kemudian, sistem penjualan tiketnya juga harus melalui online agar bisa membatasi pemesanan.
"Komodo adalah ikon Provinsi Nusa Tenggara Timur, jika gaungnya bahwa Pulau Komodo ditutup wisatawan tahunya semua kawasan itu akan ditutup sehingga mereka akan beralih ke daerah lain. Isu ini tidak sehat bagi pariwisata." kata Takoy.
HPI, kata dia, mendukung rencana Pemprov NTT untuk melakukan perbaikan tata kelola Taman Nasional Komodo (TNK) khususnya untuk mendukung tujuan konservasi itu. Namun, sebaiknya TNK tetap dibuka karena tidak terkena dampak dengan kunjungan wisatawan ke TNK yang lain.
Gubernur NTT Viktor B Laiskodat berencana menutup lokasi wisata Taman Nasional Komodo dari kunjungan wisatawan selama satu tahun, untuk meningkatkan populasi komodo dan juga rusa yang menjadi makanan utama hewan langka tersebut.
Viktor mengatakan, penutupan Taman Nasional Komodo untuk mempermudah pemerintah daerah menata kawasan wisata itu. Namun, ide tersebut mendapat protes dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menpar Arief Yahya dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dia mengatakan, kondisi habitat komodo di Kabupaten Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores, itu semakin berkurang serta kondisi tubuh komodo yang kecil sebagai dampak dari berkurangnya rusa yang menjadi makanan utama komodo.
Baca juga: NTT siapkan Rp100 miliar untuk bangun TNK
Baca juga: Rencana penutupan TNK hanya di Pulau Komodo
"Menurut saya Pulau Komodo jangan ditutup tetapi dibatasi jumlah wisatawannya yang berkunjung ke pulau itu," kata Ketua HPI NTT Mesakh Takoy kepada Antara di Kupang, Rabu (30/1) menanggapi rencana Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang akan menutup TNK selama setahun untuk membenahi taman nasional tersebut.
Ia mencontohkan jika saat ini jumlah wisatawan yang berkunjung ke pulau itu berjumlah 100 orang per hari, mungkin bisa dibatasi hanya 50 wisatawan saja. Kemudian, sistem penjualan tiketnya juga harus melalui online agar bisa membatasi pemesanan.
"Komodo adalah ikon Provinsi Nusa Tenggara Timur, jika gaungnya bahwa Pulau Komodo ditutup wisatawan tahunya semua kawasan itu akan ditutup sehingga mereka akan beralih ke daerah lain. Isu ini tidak sehat bagi pariwisata." kata Takoy.
HPI, kata dia, mendukung rencana Pemprov NTT untuk melakukan perbaikan tata kelola Taman Nasional Komodo (TNK) khususnya untuk mendukung tujuan konservasi itu. Namun, sebaiknya TNK tetap dibuka karena tidak terkena dampak dengan kunjungan wisatawan ke TNK yang lain.
Gubernur NTT Viktor B Laiskodat berencana menutup lokasi wisata Taman Nasional Komodo dari kunjungan wisatawan selama satu tahun, untuk meningkatkan populasi komodo dan juga rusa yang menjadi makanan utama hewan langka tersebut.
Viktor mengatakan, penutupan Taman Nasional Komodo untuk mempermudah pemerintah daerah menata kawasan wisata itu. Namun, ide tersebut mendapat protes dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menpar Arief Yahya dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dia mengatakan, kondisi habitat komodo di Kabupaten Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores, itu semakin berkurang serta kondisi tubuh komodo yang kecil sebagai dampak dari berkurangnya rusa yang menjadi makanan utama komodo.
Baca juga: NTT siapkan Rp100 miliar untuk bangun TNK
Baca juga: Rencana penutupan TNK hanya di Pulau Komodo