Manggarai Barat, NTT (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Flores Bagian Barat (FBB) dan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Wae Mbeliling melakukan pertemuan membahas kolaborasi pembangunan utilitas jaringan listrik dan air bersih di dalam kawasan Parapuar.
"Beberapa waktu lalu, BPOLBF bertemu dan melakukan MoU dengan investor, sehingga utilitas listrik dan air menjadi bagian penting dalam pengembangan kawasan terutama dalam waktu dekat terkait pembangunan di Zona 1 Parapuar," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh dalam keterangan diterima di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa, (13/2/2024).
Menurut dia, untuk jangka panjang, pihaknya berharap kawasan Parapuar dapat menjadi kawasan Net Zero Emission dengan penggunaan energi terbarukan, panel surya dan inovasi lainnya dari PLN.
Dia menjelaskan hal tersebut saat melakukan audiensi dengan PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Flores Bagian Barat (FBB) pada Senin (12/2).
Menurut dia, BPOLBF membutuhkan dukungan PLN dalam pembangunan utilitas listrik di kawasan Parapuar dan berharap ke depannya inovasi PLN dalam rangka menuju Net Zero Emission dapat diterapkan di kawasan Parapuar sekaligus merupakan bentuk dukungan terhadap upaya pemerintah agar Indonesia benar-benar dapat mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2070.
Asisten Manajer Perencanaan PLN UP3 FBB Yosep mengatakan, pihaknya siap mendukung BPOLBF melalui pembangunan utilitas jaringan listrik tersebut sesuai dengan kebutuhan termasuk pengembangan utilitas dengan inovasi energi terbarukan.
"Pada intinya kami siap 'support' dan terkait kelanjutan teknis kami siap seperti yang dijadwalkan dalam waktu dekat untuk turun ke lapangan untuk melihat lokasi," katanya.
Setelah mengadakan audiensi bersama PLN, Frans Teguh bersama jajarannya melanjutkan audiensi ke Kantor Perumda Wae Mbeliling untuk membahas tentang rencana pembangunan utilitas pasokan air bersih ke Parapuar.
Audiensi ini secara langsung diterima oleh Aurelius Hubertus Endo selaku Direktur Perumda Wae Mbeliling.
Dia menjelaskan beberapa poin yang disampaikan dalam audiensi ini adalah terkait rencana pembangunan dan upaya konservasi area serapan air di Kawasan Parapuar.
"Semua pembangunan ini mengedepankan prinsip keberlanjutan lingkungan, oleh sebab itu dalam rencana pembangunan ditetapkan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan luas area terbangun yang sangat rendah di setiap zona, guna mendukung fungsi ekologi kawasan hutan termasuk mengkonservasi area serapan air yang berada di sekitar kawasan," katanya.
Sementara itu dalam kegiatan tersebut turut mendampingi Plt Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh yakni Direktur Destinasi Pariwisata BPOLBF Konstan Mardinandus Nandus dan Kepala Divisi Aksesibilitas dan Infrastruktur BPOLBF, Buyung Arif Nugroho.
Pengembangan Kawasan Parapuar yang merupakan kawasan Pariwisata Terpadu yang dikelola oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) ditargetkan dimulai tahun 2024 ini.
Dusit Internasional sendiri mengagendakan memulai Feasibility Study (FS) di tahun ini, sementara Eiger Indonesia mengagendakan pembangunan Eiger Coffee dan Glamping di semester pertama tahun 2024 ini.