Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur mencatat peredaran uang tunai di wilayah NTT selama Natal dan Tahun Baru 2024 mencapai Rp1,5 triliun.
"Jumlah ini jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 18 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang, NTT, Rabu, (10/1/2024).
Dia mengatakan bahwa pada Natal dan Tahun Baru 2022 lalu, jumlah peredaran rupiah di provinsi berbasis kepulauan itu tercatat mencapai Rp1,8 triliun.
Sementara itu untuk transaksi nontunai digital berbasis QRIS di wilayah NTT periode Januari - November 2023 tercatat sebesar Rp505,43 miliar atau tumbuh 237,6 persen year on year (yoy).
Selanjutnya dari volume transaksi QRIS, tercatat sebanyak 2,97 juta transaksi atau tumbuh 175,10 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut dikarenakan semakin banyaknya pedagang yang menggunakan QRIS, yaitu sebanyak 221.884 pedagang atau tumbuh 55,54 persen (yoy).
Dia menambahkan bahwa peningkatan transaksi berbasis QRIS di wilayah NTT menunjukkan semakin meningkatnya preferensi masyarakat dalam menggunakan sarana pembayaran nontunai yang semakin cepat, mudah, murah, aman dan handal.
Selanjutnya, dia menambahkan untuk terciptanya rasa aman dan nyaman serta meningkatkan layanan kas tunai maupun nontunai, Bank Indonesia mengimbau agar masyarakat selalu meneliti uang yang diterima agar terhindar dari kerugian uang tidak asli, dengan 3 D, yaitu dilihat, diraba dan diterawang.
Baca juga: IHK tiga kota di NTT alami inflasi sebesar 0,39 persen
Baca juga: BI siapkan tunai Rp2,2 triliun di NTT untuk Natal dan Tahun Baru
Selain itu dia juga mengimbau agar uang yang dipegang agar selalu dirawat agar tetap dalam kondisi baik dengan 5 J, yaitu jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan dibasahi dan jangan diremas.
Baca juga: BI sebut pengguna QRIS di NTT tambah 103 ribu orang
Agus juga menimbau agar masyarakat berhati-hati dalam transaksi secara non tunai, dengan selalu menjaga data pribadi seperti username dan password, PIN, serta kode OTP (one time password).
"Jumlah ini jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 18 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang, NTT, Rabu, (10/1/2024).
Dia mengatakan bahwa pada Natal dan Tahun Baru 2022 lalu, jumlah peredaran rupiah di provinsi berbasis kepulauan itu tercatat mencapai Rp1,8 triliun.
Sementara itu untuk transaksi nontunai digital berbasis QRIS di wilayah NTT periode Januari - November 2023 tercatat sebesar Rp505,43 miliar atau tumbuh 237,6 persen year on year (yoy).
Selanjutnya dari volume transaksi QRIS, tercatat sebanyak 2,97 juta transaksi atau tumbuh 175,10 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut dikarenakan semakin banyaknya pedagang yang menggunakan QRIS, yaitu sebanyak 221.884 pedagang atau tumbuh 55,54 persen (yoy).
Dia menambahkan bahwa peningkatan transaksi berbasis QRIS di wilayah NTT menunjukkan semakin meningkatnya preferensi masyarakat dalam menggunakan sarana pembayaran nontunai yang semakin cepat, mudah, murah, aman dan handal.
Selanjutnya, dia menambahkan untuk terciptanya rasa aman dan nyaman serta meningkatkan layanan kas tunai maupun nontunai, Bank Indonesia mengimbau agar masyarakat selalu meneliti uang yang diterima agar terhindar dari kerugian uang tidak asli, dengan 3 D, yaitu dilihat, diraba dan diterawang.
Baca juga: IHK tiga kota di NTT alami inflasi sebesar 0,39 persen
Baca juga: BI siapkan tunai Rp2,2 triliun di NTT untuk Natal dan Tahun Baru
Selain itu dia juga mengimbau agar uang yang dipegang agar selalu dirawat agar tetap dalam kondisi baik dengan 5 J, yaitu jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan dibasahi dan jangan diremas.
Baca juga: BI sebut pengguna QRIS di NTT tambah 103 ribu orang
Agus juga menimbau agar masyarakat berhati-hati dalam transaksi secara non tunai, dengan selalu menjaga data pribadi seperti username dan password, PIN, serta kode OTP (one time password).